Budidaya Tanaman Petsai
Petsai yang dianjurkan ditanam adalah varietas granat denmark, amiliore, dan beberapa hybrid seperti Naga Oka, Waka, Wong Bok, dan lain-lain. Tanaman petsai sukar berbunga.
Petsai banyak ditanam di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1.000 m dpl. Tanaman ini jarang ditanam di daerah dataran rendah karena tidak mau membentuk krop.
Kalaupun membentuk krop, kropnya kecil sekali atau keropos. Adapun syarat-syarat yang penting agar petsai tumbuh adalah tanahnya gembur, subur, dan pH tanahnya 6-7. Petsai banyak diusahakan di Cipanas, Lembang, Pangalengan, Malang, Tosari, Baturiti, Pancasari (Bali), dan lain-lain. Waktu tanam petsai adalah menjelang akhir musim hujan (Maret) atau awal musim hujan (Oktober).
Tetapi perawatan tanaman pada musim hujan akan lebih berat daripada musim kemarau karena serangan ulat daun.
a. Cara Tanam Petsai atau kubis cina dikembangkan dengan biji. Biji petsai masih saat ini masih diimpor.
Untuk 1 ha lahan diperlukan biji kubis cina sebanyak 500-700 gr. Namun menurut teori, 1 ha lahan hanya diperlukan 350 gr biji kubis cina dengan daya kecambah 75 %. Sebelum ditanam, biji disemai dahulu. Untuk membungakan (agar berbiji), biji disemaikan dalam suhu rendah 10 derajat C (suhu kulkas).
Selama 2 bulan. Sebaiknya biji-biji petsai yang akan ditanam itu disemaikan dalam kantong-kantong plastik berukuran diameter 6 cm. Kantong tersebut berisi tanah steril agar timbulnya penyakit busuk akar (damping off) dapat dicegah.
Biji akan tumbuh rata-rata setelah 5 hari disemai. Lahan yang akan ditanami dicangkul sedalam 30-40 cm dan diberi pupuk kandang sebanyak 10-15 ton/ha. Setelah tanahnya diratakan, dibuatkan bedengan-bedengan yang lebarnya 100 cm, sedangkan lebar paritnya 20 cm.
Setelah berumur 1 bulan sejak semai (kira-kira berdaun 4-5 helai) bibit dipindahkan ke bedengan. Tiap bedengan dibuat 3 baris tanaman. Bibit tersebut ditanam menurut barisan dengan jarak tanam 40 cm dan jarak antarbaris 40 cm. Bibit yang ditanam hanyalah yang sehat, kuat, dan subur tumbuhnya. Penanamannya satu per satu dan secara hati-hati. Sebaiknya akar tanaman disertai sedikit tanah agar tidak layu.
Tanaman diberi pupuk buatan 2 kali berupa urea dan TSP dengan perbandaingan 2:1. Untuk tanaman seluar 1 ha diperlukan 350 kg urea dan 180 kg STP. Pupuk diberikan bersamaan waktu tanah didangir sedalam 5 cm dari batang tanaman dengan ketentuan TSP diberikan sekaligus, sedangkan urea diberikan 2 kali. Urea pertama kali diberikan 180 kg/ha saat tanaman umur 1,5 bulan. Sementara pemberian ke-2 kali setelah tanaman umur 2 bulan sebanyak 180 kg/ha.
b. Pemeliharaan Tanaman
Memelihara tanaman petsai di antaranya memberantas ulat daun dan cendawan sehingga tidak merusak tanaman. Serangan ulat perusak daun (Plutella maculipennis) dan cendawan (Altenaria solani) menyebabkan daun berbintik-bintik dan berbentuk lingkaran kosentris merah yang akhirnya menjadi kehitam-hitaman. Ulat daun banyak berkeliaran pada waktu hujan rintik-rintik mulai turun.
Jika belum terlambat, ulat daun itu dapat diberantas dengan semprotan insektisida 0,2% tiap minggu. Sementara cendawan Altenaria dapat diberantas dengan semproptan fungisida Dithane-45 0,2%. Akan tetapi, jika terlambat pengobatan akan sia-sia belaka.
Selain hama dan penyakit di atas terdapat penyakit yang disebabkan bakteri. Bakteri busuk daun Xanthomonas campentris dan bakteri busuk batang Erwinia carotovarus pada tanaman kubis juga mengancam petsai. Penyakit busuk batang ini sering mengancurkan tanaman petsai.
c. Pemanenan
Panen dapat dilakukan setelah tanaman berkrop besar (penuh) yakni kira-kira umur 2,5 bulan dari waktu sebar. Tanaman yang terawat dengan baik dapat menghasilkan krop 15-20 ton/ha. Hasil produksi petsai saat ini masih untuk konsumsi pasar local. *cip/berbagai sumber
Sumber : http://www.bisnisbali.com/
www.blogger-kawunganten.blogspot.com
Label: Budidaya Petsai
<< Beranda