Jumat, 24 Februari 2006

Metoda Menyusun Ransum Itik Petelur





Salah satu faktor penunjang untuk sukses dalam usaha beternak itik petelur adalah pemahaman dan keterampilan peternak dalam mengolah bahan baku pakan menjadi  pakan jadi. Membuat ransum pakan sendiri tentunya dapat mengurangi biaya untuk pembelian pakan. Untuk dapat menguasai cara membuat pakan sendiri, peternak itik perlu memahami manfaat serta kandungan nutrisi bahan-bahan baku pakan yang akan diramu menjadi pakan ternak itik. Adapun manfaat utama bahan baku pakan tersebut adalah sebagai sumber karbohidrat dan lemak yang menghasilkan energi. Di samping itu, bahan tersebut juga mengandung air, protein, vitamin dan mineral.
Kandungan gizi bahan baku pakan yang akan diolah menjadi pakan ternak itik periode layer dapat dilihat pada tabel berikut dan untuk memudahkan perhitungannya, di dalam tabel digunakan angka atau nilai rata-rata :
Tabel 1.  Kandungan gizi bahan baku pakan itik
Cara mengolah pakan buatan
Seperti telah dijelaskan di atas tentang kandungan nutrisi bahan-bahan baku pakan yang akan diramu sebagai pakan itik periode layer (dewasa). Adapun kebutuhan gizi pakan  itik pada periode ini, mengandung protein sebesar 15 – 17% serta kandungan energi sebesar 2700kkal (Balitnak Bogor).
Untuk membuat pakan itik dengan kandungan gizi seperti yang dimaksud di atas, hal yang perlu dilakukan adalah menghitung jumlah bahan yang akan digunakan. Caranya adalah dengan menggunakan metoda coba-coba. Dalam metode ini, penyesuaian bahan pakan dilakukan dengan cara mengurangkan, menambahakan dan mengkalikan banyaknya masing-masing bahan baku sehingga sesuai dengan yang dikehendaki. Bagi yang sudah berpengalaman, metoda ini tidaklah sulit tetapi bagi pemula perlu bimbingan.
Langkah-langkah dalam menyusun ransum itik periode layer
1. Untuk memudahkan proses perhitungan buatlah tabel seperti di bawah ini :
Tabel 2. Jumlah kandungan protein dan energi bahan baku pakan
2. Kemudian pilihlah bahan-bahan pakan yang akan digunakan, misalnya jagung, dedak, ampas tahu dan tepung ikan (sesuaikan     dengan ketersedian bahan pakan).
3. Tahap berikutnya adalah menentukan kandungan nutrisi yang dikehendaki, misalnya kita menginginkan ransum yang mengandung protein 15-17% dan energi metobolisme 2700 kkal/kg (pakan itik layer).
4.Tentukan juga banyaknya bahan pakan yang akan digunakan dan untuk memudahkan perhitungannya, buatlah jumlah keselurahan pakan menjadi 100kg (100%).
Tabel 3. Jumlah kandungan protein dan energi bahan baku pakan
5. Selanjutnya menghitung kandungan protein dan energi metabolisme bahan pakan dengan cara mengkalikan banyaknya bahan baku pakan dengan kandungan gizi tersebut, lalu jumlahkan kandungan protein serta energi metabolisme.
Tabel 4. Jumlah kandungan protein dan energi bahan baku pakan yang dikehendaki
a
6. Perhatikan nilai kandungan protein dan energi yang dikehendaki apakah sudah sesuai, kurang atau sudah berlebihan.
7. Bila jumlah yang diperoleh dengan nilai yang dikehendaki belum sesuai, ulangi lagi perhitungannya hingga benar-benar mendekati kandungan gizi yang diharapkan, dengan memulai dari no.4
Perhatikan perubahan banyaknya bahan baku pakan yang digunakan seperti contoh dalam tabel.
8. Apabila jumlah protein sudah mendakati kebutuhan, tetapi energi metabolisme masih kurang maka dapat ditambahkan minyak kelapa. Adapun kandungan protein minyak kelapa adalah 0% dan energi 8.600kkal/kg.
Perhitungan Harga Pakan
Selanjutnya menghitung harga masing-masing bahan baku pakan. Hal ini perlu dilakukan untuk menghasilkan ransum buatan sendiri yang ekonomis. Lihat contoh tabel berikut :
Tabel 5.  Perkiraan harga bahan baku pakan
Dari perkiraan harga tersebut di atas, menunjukan bahwa harga campuran pakan ini adalah Rp.178.000/100kg atau Rp.1.780/kg.
Selanjutnya menghitung kebutuhan konsumsi itik berbanding dengan perkiraan harga pakan campuran seperti berikut :
Konsumsi induk itik adalah 15 kg/hari/100 ekor
Jadi : 15 kg x Rp.1780 = Rp. 26.700/hari/100ekor
Dalam contoh perkiraan tersebut, untuk pemeliharaan 100 ekor itik saja, peternak akan menghasilkan pendapatan sebesar Rp.43.333/hari dengan asumsi produksi telur 70%/hari dengan harga telur Rp.1000/butir.
Contoh perhitungan :
Produksi Telur
100ekor x 70% = 70 butir telur/hari
70 x Rp.1000 = Rp.70.000/hari/100ekor
Pendapatan
Rp. 70.000  -  Rp. 26.700 =  Rp.43.333/hari/100ekor atau
Rp. 43.333  x 30 = Rp.1.299.990/bulan
Dengan demikian untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, pemeliharaan itik petelur minimal 300 ekor dengan memanfaatkan bibit unggul, itik ratu (MA-2000) atau itik lokal unggul seperti itik alabio atau itik mojosari dengan menerapkan sistem pemeliharaan secara intensif (terkurung).
Contoh perhitungan pemeliharaan 300 ekor itik :
Biaya pakan          : Rp.26.700 x 3 = Rp.  80.100/hari
Pendapatan kotor : Rp.70.000 x 3 = Rp.210.000/hari
Pendapatan bersih : Rp.210.000 – Rp.80.100 = Rp.129.900/hari atau
Rp.129.900 x 30 = 3.897.000/bulan
Jadi semakin banyak itik yang akan dipelihara maka semakin besar pula hasil yang akan didapatkan.
Cara pemberian ransum yang baru
Organ pencernaan itik sangatlah sensitif terhadap ransum yang dikonsumsi. Pemberian pakan yang berubah-ubah dapat menyebabkan pengaruh buruk dan dapat membuat itik stres yang  berakibat itik tidak bertelur. Jadi cara pemberian ransum yang baru atau menambahkan bahan baku ransum yang baru adalah dengan memberikan secara bertahap artinya ransum yang baru tidak boleh langsung diberikan pada ternak.
Cara pemberian pakan baru yang baik adalah pemberian secara bertahap yaitu pada hari pertama ransum baru diberikan sebesar 5% dari total pakan harian kemudian tambahkan jumlahnya pada hari-hari berikut.
Demikian cara menyusun pakan itik dengan memanfaatkan bahan baku pakan yang murah dan mudah didapatkan serta memiliki nilai ekonomis, dengan harapan artikel ini dapat menjadi acuan bagi peternak dalam menyusun pakan ternak itik secara mandiri. Semoga bermanfaat!
Sumber : Hardjosworo,Peni,Prof.Dr.Dra.Msc,Rukmiasi,M.S, Itik, Permasalahan dan Pencegahan,Jakarta: Penebar Swadaya,2001

Label: