Kamis, 16 Februari 2006

Pengolahan pakan ternak sederhana



Beberapa teknik pengolahan bahan pakan yang mudah dilakukan di lapangan adalah:
  • Pembuatan Hay
Hay adalah tanaman hijauan pakan ternak, berupa rumput-rumputan/leguminosa yang disimpan dalam bentuk kering berkadar air: 20-30%. Pembuatan Hay bertujuan untuk menyeragamkan waktu panen agar tidak mengganggu pertumbuhan pada periode berikutnya, sebab tanaman yang seragam akan memilik daya cerna yang lebih tinggi. Tujuan khusus pembuatan Hay adalah agar tanaman hijauan (pada waktu panen yang berlebihan) dapat disimpan untuk jangka waktu tertentu sehingga dapat mengatasi kesulitan dalam mendapatkan pakan hijauan pada musim kemarau.
Ada 2 metode pembuatan Hay yang dapat diterapkan yaitu:
  1. Metode Hamparan Merupakan metode sederhana, dilakukan dengan cara meghamparkan hijauan yang sudah dipotong di lapangan terbuka di bawah sinar matahari. Setiap hari hamparan di balik-balik hingga kering. Hay yang dibuat dengan cara ini biasanya memiliki kadar air: 20 - 30% (tanda: warna kecoklat-coklatan).
  2. Metode Pod Dilakukan dengan menggunakan semacam rak sebagai tempat menyimpan hijauan yang telah dijemur selama 1 - 3 hari (kadar air ± 50%). Hijauan yang akan diolah harus dipanen saat menjelang berbunga (berkadar protein tinggi, serat kasar dan kandungan air optimal), sehingga hay yang diperoleh tidak berjamur (tidak berwarna “gosong”) yang akan menyebabkan turunnya palatabilitas dan kualitas.
  • Pembuatan Silase
Silase adalah bahan pakan ternak berupa hijauan (rumput-rumputan atau leguminosa) yang disimpan dalam bentuk segar mengalami proses ensilase. Pembuatan silase bertujuan mengatasi kekurangan pakan di musim kemarau atau ketika penggembalaan ternak tidak mungkin dilakukan.
Prinsip utama pembuatan silase:
  1. menghentikan pernafasan dan penguapan sel-sel tanaman.
  2. mengubah karbohidrat menjadi asam laktat melalui proses fermentasi kedap udara.
  3. menahan aktivitas enzim dan bakteri pembusuk.
  • Pembuatan silase pada temperatur 27-35 derajat C., menghasilkan kualitas yang sangat baik. Hal tersebut dapat diketahui secara organoleptik, yakni:
  1. mempunyai tekstur segar
  2. berwarna kehijau-hijauan
  3. tidak berbau
  4. disukai ternak
  5. tidak berjamur
  6. tidak menggumpal
  • Beberapa metode dalam pembuatan silase:
  1. Metode Pemotongan
  • Hijauan dipotong-potong dahulu, ukuran 3-5 cm
  • Dimasukkan kedalam lubang galian (silo) beralas plastik
  • Tumpukan hijauan dipadatkan (diinjak-injak)
  • Tutup dengan plastik dan tanah
  1. Metode Pencampuran
Hijauan dicampur bahan lain dahulu sebelum dipadatkan (bertujuan untuk mempercepat fermentasi, mencegah tumbuh jamur dan bakteri pembusuk, meningkatkan tekanan osmosis sel-sel hijauan. Bahan campuran dapat berupa: asam-asam organik (asam formiat, asam sulfat, asam klorida, asam propionat), molases/tetes, garam, dedak padi, menir /onggok dengan dosis per ton hijauan sebagai berikut:
  • asam organik: 4-6kg
  • molases/tetes: 40kg
  • garam : 30kg
  • dedak padi: 40kg
  • menir: 35kg
  • onggok: 30kg Pemberian bahan tambahan tersebut harus dilakukan secara merata ke seluruh hijauan yang akan diproses. Apabila menggunakan molases/tetes lakukan secara bertahap dengan perbandingan 2 bagian pada tumpukan hijauan di lapisan bawah, 3 bagian pada lapisan tengah dan 5 bagian pada lapisan atas agar terjadi pencampuran yang merata.
  1. Metode Pelayuan
  • Hijauan dilayukan dahulu selama 2 hari (kandungan bahan kering 40% - 50%.
  • Lakukan seperti metode pemotongan

Label: