Kamis, 23 Februari 2006

Tehnik Pembesaran Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii de Man)



Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii de Man) adalah komoditas perikanan air tawar yang merupakan salah satu kekayaan perairan Indonesia. Selain mempunyai ukuran terbesar dibandingkan dengan udang air tawar lainnya juga mempunyai nilai ekonomis penting karena sangat digemari konsumen baik dalam maupun luar negeri terutama di Jepang dan beberapa negara Eropa.

Oleh karena itu Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, Departemen Kelautan Dan Perikanan mencanangkan pada tahun 2003 Udang Galah ini menjadi salah satu andalan komoditas ekspor.

PEMBESARAN

Sarana dan Fasilitas
Jenis tanah yang cocok untuk pemeliharaan Udang Galah adalah tanah yang sedikit berlumpur dan tidak poreous. Luas kolam yang digunakan dapat bervariasi antara 0,2 s/d 0,1 Ha. Sebaiknya berbentuk empat persegi panjang dengan kedalaman kolam antara 0,5 s/d 1,0 m. Dasar kolam harus rata dan dibuat kemalir (caren) secara diagonal dari saluran pemasukan sampai kesaluran pembuangan, hal ini memudahkan pemanenan. Kualitas air yang masuk ke kolam harus baik dan bebas dari polusi.

Pengelolaan Kolam
Sebelum kolam ditebar udang galah, kolam sebaiknya dipersiapkan terlebih dahulu secara baik dengan cara :

Kolam dikeringkan terlebih dahulu kemudian dicangkul untuk menggemburkan tanahnya dan biarkan selama 3 s/d 5 hari.

Untuk memberantas hama dan penyakit dasar kolam diberi kapur dengan dosis 50 s/d 100 gr/m2 , kapur dicampur dengan air kemudian disebarkan secara merata keseluruh permukaan dasar kolam dan dibiarkan selama 2 s/d 3 hari.

Kemudian kolam diisi dengan air mencapai kedalaman yang sudah ditentukan lalu diberi pupuk organik berupa kotoran ayam sebanyak 5001.000 gr/m2 dengan maksud untuk menumbuhkan pakan alami.

Teknik Pemeliharaan
Benih Udang yang siap dipelihara dikolam adalah benih udang stadia juwana (juvenil / udang muda) atau tokolan. Pememliharaannya dapat dilakukan dengan dua cara :

Monokultur
Pemeliharaan secara monokultur adalah pemeliharaan udang di kolam tanpa dicampur ikan lain. Padat penebaran sebanyak 5 s/d 10 ekor/m2 bila pemberian pakan tidak intensif dan 20 s/d 30 ekor/m2 bila pemberian pakan secara intensif.

Polikultur
Pemeliharaan secara polikultur adalah pemeliharaan udang dikolam disatukan dengan ikan lain. Adapun ikan yang dapat dibudidayakan bersam udang adalah Ikan mola, ikan tawes, ikan nilem, dan ikan ”big head”. Padat penebaran udang galah sebanyak 1 s/d 5 ekor/m2 ukuran tokolan, sedangkan padat penebaran ikan 5 s/d 10 ekor/m2 ukuran 5 s/d 8 cm. Selama pemeliharaan dapat dilakukan pemupukan susulan setiap 2 s/d 3 minggu dengan pupuk urea 3 s/d 5 kg dan TSP 5 s/d 10 kg/Ha kolam.

Pemberian Pakan
Selain makanan alami, selam pemeliharaan udang galah perlu diberikan pakan tambahan berupa pellet udang dengan kadar protein 25 s/d 30 % karena makanan alami yang tersedia tergantung pada tingkat kesuburan perairan kolam. Pada pemeliharaan secara monokultur jumlah pakan tambahan yang diberikan mulai 20% menurun sampai 5% dari berat badan total populasi, dengan frekuensi pemberian 4 s/d 5 kali sehari. Sedangkan pada pemeliharaan polikultur jumlah pakan tambahan yang diberikan mulai 6% menurun sampai 3% dari berat badan total populasi, dengan frekuensi pemberian 4 s/d 5 kali sehari.

Pemanenan
Pemanenan udang galah dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu :

Panen Total
Panen Total dilakukan dengan cara mengeringkan kolam secara total sehingga produksi total dapat segera diketahui. Kerugian sistem ini adalah yang masih kecil ikut dipanen serta dapat membuang air yang kaya akan organisme dan mineral.

Panen Selektif
Panen Selektif dilakukan dengan menggunakan jaring tanpa harus mengeringkan kolam, yang tertangkap hanya udang ukuran tertentu saja. Pemanenan selanjutnya tergantung kepada tingkat pertumbuhan udang. Kerugian sistem ini adalah banyak membutuhkan tenaga dan bila ada ikan predator tidak dapat dibersihkan dari kolam.

Predator dan Penyakit

Predator

Predator pada pemeliharaan udang galah dikolam adalah beberapa jenis ikan seperti catfish (lele lokal) dan Snakehead, burung dan ular. Kepiting merupakan pengganggu karena hewan tersebut dapat melubangi pematang kolam. Untuk mencegah masuknya hewan predator , pada saluran pemasukan air dipasang saringan dan disekeliling pematang dipasang net setinggi 60 cm.

Penyakit
Penyakit yang banyak menyerang udang galah adalah ”Black Spot” yaitu penyakit yang diakibatkan oleh bakteri dan kemudian diikuti oleh timbulnya jamur, penyakit ini dapat mengakibatkan kematian dan menurunya mutu udang. Untuk mencegah penyakit yang diakibatkan oleh bakteri ini dapat menggunakan obat antibakterial yang diberikan secara oral melalui pakan.

Timbulnya penyakit pada udang biasanya disebabkan oleh kualitas air pada kolam kurang baik. Hal ini biasanya diakibatkan oleh padat penebaran yang terlalu banyak, rendahnya kandungan oksigen, pengaryh suhu serta tingginya derajat keasaman (pH) sehingga dapat menimbulkan banyak kematian.

Air yang dipakai dalam pembesaran udang galah dalam kolam sebaiknya bebas dari polusi dengan kandungan oksigen lebih dari 7 mg/l, suhu optimum27 s/d/ 300 C, derajat keasaman (pH) 7,0 s/d 8,5 dan kesadahan total antara 40 s/d 150 mg/l.

sumber:
http://www.bbpbat.net
http://duniaveteriner.com/2009/06/tehnik-pembesaran-udang-galah-macrobrachium-rosenbergii-de-man/print
Gambar:
http://matanews.com/2011/01/22/harga-naik-2/


www.blogger-kawunganten.blogspot.com

Label:



Rabu, 22 Februari 2006

Bisnis Menguntungkan, Budidaya Udang Galah



Udang Galah adalah sejenis udang air tawar, membudidayakan udang galah ini memiliki masa depan yang cukup bagus dilihat dari harganya yang masih tinggi di pasaran. Dibandingkan dengan ikan air tawar lainnya udang galah ini masih unggul dalam permintaan pasarnya, karena permintaan pasar dari dalam dan luar negeri masih tinggi seperti di Jepang dan negara-negara Eropa.

Pembesaran atau budidaya udang galah ini bisa dilakukan di kolam ataupun tambak darat. Dan saat ini budidaya udang galah sudah merambah ke berbagai daerah seperti di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur hingga Bali.

Karena pembudidayaannya yang terbilang lumayan mudah di situlah letak keuntungannya. Dan berbagai sarana dan aspek yang perlu dimiliki oleh pembudidaya adalah:

1. Lahan Untuk Budidaya

Lahan adalah sarana yang harus dimiliki oleh si pembudidaya, karena dimana lagi kita akan membudidayakan udang galah jika lahannya tidak ada. Namun lahan atau tempat budidaya juga harus memenuhi syarat.
* Bebas banjir dan pencemaran baik tanah maupun air
* Jenis tanah liat berpasir
* Dibuat pada ketinggian 0-700 mdpl
* Air tersedia sepanjang tahun
* Sirkulasi air harus bagus
* Debit air disarankan 0,5 – 1 Liter perdetik untuk lahan seluas 300 – 1000 m2.

2. Peralatan

Layaknya membudidayakan ikan air tawar lainnya, alat yang dibutuhkan antara lain pengangkut benih, cangkul, serok, ember, jaring dan lainnya.

3. Pengelolaan Air

Pengelolaan air menjadi hal yang penting dalam pembesaran udang galah ini. Kualitas air yang buruk akan mempengaruhi ketahanan udang itu sendiri, untuk mengatasi hal itu perlu dilakukan penggantian air 30-50% air secara berkala minimal setiap sebulan sekali.

4. Pencegahan Hama dan Penyakit

Perlu dilakukan hal ini ager perkembangan udang galah tidak terganggu. Pencegahan hama juga harus diperhatikan agar hama yang bersifat predator atau kompetitor tidak mengganggu proses berkembangnya udang galah. Hama yang sering mengganggu adalah masuknya ikan-ikan pemangsa secara tidak sengaja, cara mencegahnya dengan memasang saringan pada saluran masuk dan pembuangan air kolam.

Serta pencegahan penyakit dan pemeriksaan kesehatan udang galah bisa dilakukan dengan cara:
* Pengambilan sampel dari beberapa udang yang diambil secara acak, dan bisa diamati secara visual maupun microskopik.
* Pengamatan visual bisa dilakukan secara langsung untuk untuk melihat adanya gejala penyakit atau perkembangan morfosis udang galah itu sendiri.
* Pemeriksaan secara microskopik dilakukan untuk melihat jasad pathogen (bakteri, virus, jamur dan parasit).

Dan penyakit yang sering menyerang udang galah adalah udang berlumut karena sirkulasi air kurang baik, untuk mengatasi hal tersebut kita bisa memasangkan kincir air.

Sumber : http://www.duniainfo.info/bisnis-menguntungkan-budidaya-udang-galah.htm
Gambar : http://www.kaskus.us/showthread.php?t=9353520


www.blogger-kawunganten.blogspot.com

Label:



Senin, 13 Februari 2006

Teknik Pemijahan Udang Galah / Giant Fresh Water (Macrobrachium rosenbergii de Man.)



Tentu kita sering menikmati hidangan laut, baik itu hasil olahan sendiri maupun hidangan restoran maupun rumah makan hidangan laut / Seafood. Salah satu favorit kita adalah udang. Udang memiliki rasa yang gurih yang tajam, sehingga banyak orang menyukai udang sebagai lauk utama. Walau pun untuk harga, udang relatif lebih tinggi di banding menu lain, namun kelezatannya sebanding dengan harganya. Tapi taukah kita bahwa tidak semua udang yang disajikan merupakan hasil laut, bahkan udang-udang tersebut merupakan hasil tambak budidaya para petani udang. Udang sendiri tidak hanya berasal dari air asin di laut namun adapula udang yang yang hidup di air tawar. Salah satu jenis udang yang populer di budidayakan adalah UDANG GALAH.

UDANG GALAH merupakan udang air tawar yang memiliki ukuran cukup besar dan rasa UDANG GALAH yang lezat tidak kalah dengan Udang air asin. Sehingga secara nilai ekonomis, UDANG GALAH memiliki nilai ekonomis yang tinggi baik untuk konsumsi dalam negeri maupun ekspor. Permintaan akan udang selalu meningkat dari tahun ke tahun. Untuk memenuhi kebutuhan pasar akan UDANG GALAH maka dibutuhkan suatu teknik yang dapat memproduksi UDANG GALAH dalam skala yang cukup besar dan waktu yang relatif terukur.

Morfologi UDANG GALAH
Sebelum membahas lebih lanjut tentang Budidaya UDANG GALAH, perlu diketahui morfologi dari UDANG GALAH. UDANG GALAH masuk dalam famili Palamonidae.
Bentuk badan udang terdiri atas 3 bagian :
(1) kepala dan dada (Cephalothorax),
(2) badan (Abdomen) serta
(3) ekor (Uropoda).

Kepala (Cephalothorax) dibungkus oleh kulit keras, di bagian depan kepala terdapat tonjolan karapas yang bergerigi disebut rostrum pada bagian atas sebanyak 11-13 buah dan bagian bawah 8-14 buah.

UDANG GALAH dapat hidup di dua habitat, pada stadia larva, UDANG GALAH hidup di air payau dan kembali ke air tawar pada stadia juvenil hingga dewasa. Pada stadia larva perubahan metamorfose terjadi sebanyak 11 kali dan berlangsung selama 30-35 hari. UDANG GALAH bersifat omnivora, cenderung aktif pada malam hari.

Untuk membedakan antara udang jantan dan udang betina maka perlu melihat ciri fisik seperti:

Udang jantan :
Ukuran tubuh relatif lebih besar
Pasangan kaki jalan yang kedua relatif lebih besar dan panjang (bahkan dapat mencapai 1,5 kali panjang total tubuhnya)
Bagian perut lebih ramping
Ukuran pleuron lebih pendek
Alat kelamin terdapat pada basis pasangan kaki jalan kelima
Pasangan kaki jalan terlihat lebih rapat dan lunak.

Udang betina :
Tubuh lebih kecil
Pasangan kaki jalan kedua tetap tumbuh lebih besar, tetapi tidak sebesar dan sepanjang udang jantan
Bagian perut lebih besar
Pleuron memanjang
Alat kelamin terletak pada pangkal kaki ketiga, merupakan suatu lubang yang disebut thelicum.

PROSES REPRODUKSI UDANG GALAH
Kegiatan pemijahan secara alami yaitu dengan memasangkan induk jantan dan betina yang matang gonad /siap kawin ke dalam wadah pemeliharaan yang sama. Dalam proses pemijahan UDANG GALAH di perlukan waktu relatif singkat berkisar di satu ate dua hari, hal ini berbeda seperti pada proses perkawinan ikan budidaya lainnya -misalnya ikan mas, UDANG GALAH yang telah matang gonad akan memijah / kawin secara alami. Pada proses pemijahan UDANG GALAH, proses perkawinan UDANG GALAH sangat dipengaruhi dan berkaitan erat dengan proses moulting (pergantian kulit) pada induk betina. Proses moulting dan pemijahan dipengaruhi oleh kelenjar hormon yang terdapat pada tangkai mata.

Sebelum terjadinya proses perkawinan, udang betina berganti kulit terlebih dahulu yang disebut premattingmoult. Setelah udang betina mengalami pergantian kulit, keadaannya menjadi lemah pada saat inilah perkawinan akan terjadi. Proses perkawinan UDANG GALAH berlangsung secara sederhana. Udang jantan akan mengeluarkan spermanya dan sperma tersebut akan ditampung pada spermatheca diantara kaki jalan betina. Proses selanjutnya adalah proses pembuahan yang terjadi di luar tubuh induknya. Kejadian ini berlangsung pada saat telur turun melalui lubang kelamin, yang kemudian akan dipindahkan ke tempat pengeraman. Telur yang terdapat pada spermatheca akan dibuahi oleh sperma. Setelah pembuahan berlangsung, telur diletakkan pada ruang pengeraman yang terdapat diantara kaki renang induk betina hingga saatnya menetas.

Di alam bebas proses pemijahan umunya terjadi di muara sungai. Di daerah tropis seperti Indonesia proses pemijahan sangat mungkin terjadi sepanjang tahun. Secara biologi proses pemijahan ini akan terjadi di muara sungai karena larva/naupli UDANG GALAH hanya akan dapat hidup dan berkembang pada kondisi air payau (kadar garam 8-12 ppt).

Sumber : http://binaukm.com/2011/11/peluang-usaha-budidaya-udang-galah-teknik-pemijahan-udang-galah-giant-fresh-water-macrobrachium-rosenbergii-de-man-bagian-1/

www.blogger-kawunganten.blogspot.com

Label:



Jumat, 03 Februari 2006

Budidaya Pendederan dan Pembesaran Udang Galah



Udang galah (Macrobrachium Rosenbergii de Man) atau dikenal juga sebagai Giant Freshwater Shrimp merupakan salah satu jenis Crustacea, dari famili Palaemonidae yang mempunyai ukuran terbesar dibandingkan dengan udang air tawar lainnya. Komoditas ini diklaim oleh berbagai negara sebagai fauna asli, antara lain oleh India dan Indonesia. Di Indonesia, udang galah dapat ditemukan di berbagai wilayah dan masing-masing memiliki varietas dengan ciri tersendiri. Misalnya, udang galah dari Sumatera dan Kalimantan memiliki ukuran kepala besar, capit panjang, dan berwarna hijau kuning. Udang galah dari Jambi memiliki ukuran kepala lebih kecil, capit kecil dan berwarna keemasan. Pada Foto 1. dapat dilihat bentuk udang galah jantan dan betina, yang secara fisik berbeda. Perbedaan terutama pada “galah” yang didapati hanya pada udang galah jantan.

Di Indonesia komoditi ini dikembangkan antara lain oleh Lembaga Penelitian Perikanan Darat Pasar Minggu, Jakarta; Pusat Penelitian Limnologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (Puslit Limnologi LIPI) dan beberapa lembaga di bawah Departemen Kelautan dan Perikanan antara lain: Balai Penelitian Perikanan Air Tawar di Sukamandi, Unit Pengembangan Udang Galah Pamarican, Ciamis dan Balai Budidaya Air Tawar di Sukabumi. Salah satu penelitian yang dilakukan memberikan hasil yang menggembirakan dengan diperkenalkannya strain udang galah jenis unggul (GI Macro) oleh Menteri Kelautan dan Perikanan pada 24 Juli 2001.

Selain penelitian mengenai strain udang galah unggul, upaya lain yang dilakukan oleh Pemerintah untuk mengembangkan udang galah adalah dengan melakukan optimalisasi hatchery melalui perbaikan manajemen induk; dan manajemen kesehatan dan lingkungan. Disamping itu, dilakukan pula pengkajian wilayah potensi pengembangan udang galah guna mengembangkan kawasan terpadu mulai dari sub sistem pembenihan, pendederan dan pembesaran hingga pasca panen.

Komoditas yang di Indonesia mulai populer sejak lima tahun yang lalu ini juga banyak dikembangkan di kawasan Asia. Negara produsen terbesar adalah China diikuti Bangladesh, Taiwan dan Thailand. Dalam jumlah yang relatif kecil, komoditi ini juga diproduksi di India, Costa Rica, Ecuador, Brazil dan Malaysia.

Peluang pasar udang galah masih terbuka luas baik di dalam maupun di luar negeri. Untuk pasar lokal, permintaan datang terutama dari wilayah yang banyak dikunjungi turis seperti Bali, Jakarta, Batam, dan Surabaya. Sementara pasar udang galah di luar negeri telah terbentuk di Jepang, Korea, Singapura, Amerika Serikat, Kanada, Skotlandia, Inggris, Belanda, Selandia Baru, dan Australia dengan pasokan utama datang dari Thailand, Cina dan India.

Di India dan Malaysia budidaya udang galah sangat memperoleh dukungan dari Pemerintah, terutama dari sisi permodalan. Walaupun tidak disediakan skim kredit secara khusus namun skim kredit yang ada dapat digunakan untuk membiayai budidaya udang galah. Di India pinjaman disalurkan oleh National Bank for Agricultural and Rural Development (NABARD) yaitu bank milik Pemerintah yang khusus membiayai sektor pertanian. Sedangkan di Malaysia, pinjaman serupa disediakan oleh Bank Pertanian Malaysia. Pada Lampiran 2. disajikan informasi mengenai skim pembiayaan udang galah di Bank Pertanian Malaysia.

Di Indonesia, Pemerintah melalui Departemen Kelautan dan Perikanan juga menyediakan bantuan modal yang disalurkan melalui dinas di tingkat kabupaten. Pinjaman ini juga tidak spesifik untuk udang galah. Sampai saat buku ini ditulis belum diperoleh informasi mengenai pemberian pinjaman dari perbankan di Indonesia untuk komoditi ini.

Berdasarkan penjelasan yang diperoleh dari Departemen Kelautan dan Perikanan, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang merupakan salah satu sentra penghasil udang galah di Indonesia ditetapkan sebagai wilayah survey dalam rangka penyusunan buku ini. Walaupun di seluruh wilayah DIY terdapat pengusaha udang galah namun informasi hanya digali dari pengusaha di Kabupaten Sleman, terutama dari pengusaha di desa Jamur, Sindangrejo, Minggir. Dengan demikian informasi teknis budidaya udang galah yang disajikan pada buku ini terutama menggunakan informasi yang diperoleh dari kondisi pengusaha dan lembaga lain di wilayah tersebut.

Budidaya udang galah di Sleman, Yogyakarta telah berkembang dengan baik walau masih dalam skala mikro. Sewaktu pertama kali dibudidayakan, usaha ini tidak mendapatkan per-hatian dari masyarakat. Sejalan dengan keberhasilan yang dicapai, akhirnya banyak petani yang mulai beralih profesi dari penanam padi menjadi pembudidaya udang galah. Walaupun tidak memerlukan perizinan dari instansi yang berwenang, namun untuk memulai usaha dalam budidaya udang galah di wilayah Sleman, diperlukan izin dari aparat desa dan masyarakat setempat.

Usaha ini memberikan dampak yang positif terutama bagi masyarakat di sekitar tempat pembudidayaan. Dilihat dari sisi ekonomi usaha ini memberikan keuntungan yang ber-lipat apabila dibandingkan dengan bercocok tanam padi dan bagi pemilik lahan memberikan penghasilan dari usaha persewaan lahan non produktif. Akibat dari perlunya penyediaan kebutuhan untuk usaha antara lain penyediaan pakan, peralatan, obat-obatan dan pemasaran, muncul usaha lain yang mendukung usaha budidaya udang galah tersebut, misalnya, toko atau kios pakan dan saprokan serta pedagang pengepul khusus untuk udang galah. Untuk memenuhi kebutuhan akan benih, di desa Jamur telah didirikan pula suatu hatchery.

Didukung oleh lingkungan desa yang sejuk dan asri serta pemandangan yang indah, maka pada tahun 2002 desa Jamur dicanangkan sebagai Desa Wisata oleh Menteri Pariwisata. Di lokasi kolam didirikan dangau untuk tempat menikmati makanan dari hasil kolam berupa udang galah dan produk budidaya air tawar lain yang diolah secara langsung oleh penduduk setempat. Bagi warga setempat, pencanangan sebagai desa wisata merupakan hal yang membanggakan dan merupakan sarana untuk meningkatkan penghasilan.

Usaha ini juga memberikan manfaat dari sisi sosial, terutama dalam hal pemanfaatan tenaga kerja dari lingkungan masyarakat sekitar. Kaum muda yang semula tidak mempunyai ketrampilan dapat ditarik minatnya untuk ikut terjun secara langsung guna mempelajari cara membudidayakan udang galah. Dampak ikutannya adalah, tenaga kerja dari wilayah ini dinilai terlatih sehingga banyak dimanfaatkan oleh wilayah lain yang akan mengembangkan komoditi ini. Pemanfaatan tenaga kerja dari penduduk setempat juga menurunkan tingkat kriminalitas dan masalah-masalah sosial lainnya.

Budidaya udang galah tidak menimbulkan pencemaran lingkungan, baik berupa limbah air kotor maupun bau amis, mengingat untuk melakukan budidaya udang galah, kolam harus memenuhi syarat-syarat untuk selalu menjaga kondisi air kolam dalam keadaan bersih dan tidak tercemar. Dengan demikian tidak ada kekuatiran terjadinya pencemaran lingkungan akibat maraknya pembudidayaan udang galah.

Sumber : http://ikanmania.wordpress.com/


www.blogger-kawunganten.blogspot.com

Label:



Kamis, 02 Februari 2006

Jenis-Jenis Udang Potensial Budidaya



Udang merupakan komoditas utama yang paling diminati sebagai makanan. Dagingnya yang gurih dan rasanya yang lezat membuat komoditas yang satu ini begitu familiar dan digemari hampir semua orang. Melimpahnya jenis udang yang hidup di perairan Indonesia membuat peluang untuk membudidayakan dan memasarkan udang begitu potensial. Terlebih lagi, masing-masing jenis udang tersebut memiliki ciri yang unik dan khas. Tidak heran jika banyak orang yang tergiur untuk menangkap atau membudidayakan udang.

Prospek pasar udang kini makin luas, bahkan sudah merambah ke arah pasar ekspor. Berdasarkan data dari Departemen Kelautan dan Perikanan RI, udang sendiri merupakan penyumbang devisa terbesar dari sektor perikanan. Dengan fakta tersebut maka peluang untuk menjadikan udang sebagai prospek budidaya semakin terbuka dan sangat potensial.

Berikut ini beberapa jenis udang potensial untuk dibudidayakan maupun ditangkap:

1). Udang Jerbung ( Penaeus merguiensis )

Udang jerbung disebut juga udang putih “ White Shrimp “.
Ciri-cirinya antara lain : kulitnya tipis dan licin, warna putih kekuningan dengan bintik hijau dan ada yang berwarna kuning kemerahan. Udang ini mempunyai jenis-jenis lain seperti :
* Udang Peci, warna kulitnya lebih gelap dan berbintik hitam dengan nama dagang White Shrimp.
* Udang Bambu, warna kulitnya kuning berbercak merah seperti bambu dengan nama dagang Bamboo Shrimp.
* Udang Banana , warna kulitnya kuning seperti kulit pisang dengan nama dagang Banana Shrimp.

2). Udang Flower ( Penaeus sp )

Udang ini berwarna hijau kehitaman dengan garis melintang coklat, kulit dan kakinya agak kemerahan. Corak warnanya seperti bunga dengan nama dagang Flower Shrimp.

3). Udang Windu / Pacet / Tiger ( Penaeus monodon )

Udang ini kulitnya tebal dan keras, berwarna hijau kebiruan dengan garis melintang yang lebih gelap, ada juga yang berwarna kemerah-merahan dengan garis melintang coklat kemerahan. Nama dagang Tiger Shrimp.

4). Udang Cokong / Tokal / Galah / Fresh Water ( Macrobrachium sp )

Udang ini adalah udang air tawar. Warnanya bermacam-macam, ada yang hijau kebiruan, hijau kecoklatan, kuning kecoklatan dan berbercak seperti udang windu tetapi bentuknya lebih bulat. Nama dagangnya Fresh Water Shrimp.

5). Udang Dogol ( Metapenaeus monoceros )

Udang ini kulitnya tebal dan kasar, berwana merah muda agak kekuningan. Nama dagangnya adalah Pink Shrimp , ada yang berwarna kuning kehijuan disebut yellow White Shrimp.

6). Udang Kucing “Cat Prawn”

Udang ini kecil-kecil, yang paling besar berukuran 31 – 40 ekor/lb. Warnanya hijau dengan garis-garis melintang kuning dan putih. Ada juga yang berwarna kuning dengan garis melintang coklat dan putih. Nama dagangnya Cat Prawn.

7). Udang Medium

Termasuk jenis udang ini adalah udang peci yang warnanya lebih gelap dan berbintik-bintik hitam dan udang dogol yang warna kulitnya merah kecoklatan. Nama dagangnya Medium Shrimp.

8). Udang Sikat / Kipas ( Panulirus sp )

Udang ini seperti “ Lobster “ tetapi ukurannya lebih kecil dan kulitnya lebih lunak serta agak kasar. Warna kulit kecoklatan bergaris-garis melintang. Nama dagangnya Baby Slipper Lobster.

9). Udang Karang / Barong ( Panulirus sp )

Udang ini seperti udang sikat tetapi ukurannya ada yang besar dan kulitnya keras. Warnanya ada bermacam-macam, ada yang hijau, coklat, coklat kemerahan dan hitam kebiruan, biasanya berbintik-bintik putih, merah atau coklat. Nama dagangnya ‘Lobster’.

Sumber : http://bisnisukm.com/jenis-jenis-udang-potensial-budidaya.html


www.blogger-kawunganten.blogspot.com

Label: ,