PENGELOLAAN PAKAN PADA BUDIDAYA IKAN
Pendahuluan
Pakan dengan nutrisi yang baik pada budidaya ikan sangat penting guna menghasilkan produk ikan yang ekonomis, sehat dan berkualitas tinggi. Nutrisi dalam pakan sangat penting karena pakan mewakili 40-50% dari biaya produksi. Dalam beberapa tahun ini perkembangan nutrisi pakan ikan maju secara dramatis dengan perkembangan yang baru, yang mempromosikan optimasi pertumbuhan dan kesehatan ikan pada pakan komersil. Pengembangan formulasi pakan yang baru untuk spesies tertentu sangat mendukung industri akuakultur guna meningkatan kepuasan permintaan untuk ikan dan makanan laut yang terjangkau, aman, dan berkualitas tinggi.
Penyediaan pakan
Penyediaan pakan dapat dapat berupa pakan lengkap atau hanya berupa pakan tambahan. Katagori pakan lengkap adalah bila pakan dapat memasok semua bahan (protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral) penting untuk optimasi pertumbuhan dan kesehatan ikan. Sebagian besar pembudidaya ikan menggunakan pakan ikan lengkap, yang berisi semua protein yang diperlukan (18-50%), lemak (10-25%), karbohidrat 15-20%), abu (<8,5%), fosfor (<1,5%), air ( 30%), dan sumber-sumber Lipid yang sangat baik untuk industri pakan ikan. Lipids dari minyak ikan laut ini juga telah dapat bermanfaat bagi kesehatan cardiovascular.
Ikan laut biasanya memerlukan n-3 HUFA untuk optimasi pertumbuhan dan kesehatan, biasanya dalam jumlah berkisar 0,5-2,0% dari pakan kering. Dua besar dari golongan asam lemak esensial (EFA) ini adalah Asam Eicosapentaenoic (EPA: 20:5 n-3) dan Asam Docosahexaenoic (DHA: 22:6 n-3). Ikan air tawar tidak memerlukan HUFA rantai panjang, tetapi seringkali memerlukan asam lemak n-3 18 rantai karbon, Asam Linolenic (18:3-n-3), dalam jumlah mulai dari 0,5 sampai 1,5% dari dalam pakan. Asam lemak ini tidak dapat diproduksi oleh ikan air tawar dan harus disertakan dalam pasokan pakan. Banyak ikan air tawar ini dapat memanfaatkan asam lemak, dan melalui sistem enzim memanjangkan (menambahkan atom karbon) kepada rantai hidrogen, dan kemudian didesaturasi (menambahkan ikatan ganda) lagi kepada rantai panjang hidrogen. Melalui sistem enzim, ikan air tawar dapat memproduksi lagi rantai panjang HUFA n-3, EPA dan DHA, yang diperlukan untuk fungsi metabolisme dan sebagai komponen selaput sel. Ikan laut biasanya tidak memiliki pemanjangan ini dan sistem desaturasi enzim, dan memerlukan rantai panjang n-3 HUFA dalam pakannya. Spesies ikan lainnya, seperti tilapia, memerlukan asam lemak dari keluarga n-6, sementara yang lain, seperti ikan mas atau kelmpok eel, memerlukan kombinasi asam lemak n-3 dan n-6.
Karbohidrat
Karbohidat (kanji dan gula) sumber-sumber energi pada pakan ikan yang paling murah dan ekonomis. Meskipun tidak penting, karbohidrat disertakan dalam pakan budidaya untuk mengurangi biaya pakan dan sebagai bahan pengikat dalam proses pembuatan pakan. Kanji berguna dalam proses extruksi dalam pembuatan pellet terapung. Memasak kanji selama proses extruksi secara biologis menjadikan pellet lebih tersedia bagi ikan.
Dalam tubuh ikan, karbohidrat disimpan sebagai glycogen yang dapat dimobilisasi untuk memenuhi kebutuhan energi. Mereka adalah sumber energi utama untuk mamalia, tetapi tidak digunakan secara efisien oleh ikan. Misalnya, mamalia dapat menyerap energi sekitar 4 Kcal. dari 1 gram dari karbohidrat, sedangkan ikan hanya dapat menyerap sekitar 1,6 Kcal dari jumlah karbohidrat yang sama. Hingga sekitar 20% karbohidrat dapat digunakan oleh ikan.
Jenis pakan
Pakan ikan yang diproduksi komersial dalam bentuk berupa extruder (terapung atau melayang) atau bentuk pellet tekan (tenggelam). Baik pakan terapung atau tenggelam dapat menghasilkan pertumbuhan yang memuaskan, namun beberapa spesies ikan lebih menyukai yang terapung, yang lainnya memilih yang tenggelam. Udang, misalnya, tidak akan menerima pakan terapung, namun sebagian besar spesies ikan dapat dilatih untuk menerima pellet apung.
Pakan ekstruder harganya lebih mahal karena biaya produksi yang tinggi. Biasanya ada kebaikan pada pakan terapung (pellet extruder), karena petani secara langsung dapat mengobserfasi intensitas makan ikannya dan menyesuaikan jumlah pakan (Feeding rate) hingga cocok. Menentukan feeding rate terlalu rendah atau terlalu tinggi adalah penting dalam memaksimalkan pertumbuhan ikan dan efisiensi penggunaan pakan.
Pakan tersedia dalam berbagai ukuran mulai dari pellet crumbles kecil untuk ikan kecil hingga crumble besar (0,5 inci atau lebih besar). Ukuran pellet harus berkisar antara 20-30% dari ukuran bukaan mulut menganga spesies ikan. Memberi makan dengan pellet terlalu kecil menjadikan tidak efisien dalam pemberian pakan karena ikan memerlukan energi yang lebih banyak untuk mencari dan memakan banyak pellet. Sebaliknya, pellets yang terlalu besar akan menurunkan memakan makanan, dan yang ekstrim, menyebabkan ikan tercekik. Memilih pakan ukuran terbesar ikan akan aktif makan.
Feeding Rate, Frekuensi, dan Waktu pemberian pakan
Feeding rate dan Feeding frekuensi ditentukan oleh ukuran ikan. Larval ikan kecil dan benih perlu diberi makanan yang protein tinggi dan frekuensinya sering serta biasanya berlebih. Ikan kecil memiliki tingkat kebutuhan energi tinggi dan harus makan hampir terus-menerus dan perlu diberi makan dengan frekuensi per jam. Memberi makan ikan kecil berlebih tidak bermasalah seperti overfeeding ikan besar karena ikan kecil hanya membutuhkan sejumlah kecil makanan relatif terhadap volume air di dalam sistem budaya.
Sejalan dengan pertumbuhan ikan, jumlah pakan dan frekuensi pemberian pakan harus dikurangi, dan kandungan protein diturunkan. Namun, daripada mengganti pakan ke yang protein lebih rendah, mengurangi pemberian makanan memungkinkan proses pembesaran untuk menggunakan pakan yang berprotein sama (protein tinggi) pada seluruh periode pembesaran, sehingga menyederhanakan inventarisasi dan penyimpanan pakan.
Memberi pakan menyita banyak tenaga kerja dan mahal. Frekuensi pemberian pakan tergantung pada ketersediaan tenaga kerja, ukuran usaha budidaya, dan jenis serta ukuran ikan yang dipelihara. Usaha budidaya Catfish yang besar dengan banyak kolam biasanya hanya memberi makan sekali per hari karena keterbatasan waktu dan tenaga kerja, sementara usaha budidaya yang kecil dapat memberi makan dua kali per hari. Pada umumnya, pertumbuhan dan konversi pakan meningkatkan dengan meningkatntya frekuensi pemberian pakan. Pada budidaya ikan sistem intensif di dalam indoor, mungkin akan memberi makan ikan sebanyak 5 kali per hari untuk memaksimalkan pertumbuhan pada suhu optimal.
Banyak faktor yang mempengaruhi feeding rate pada ikan. Termasuk waktu, musim, suhu air, kandungan oksigen larut, dan variabel kualitas air lainnya. Misalnya, pada pagi hari saat terjadi tingkat oksigen terlarut rendah tidak dianjurkan memberi makan ikan yang dipelihara di kolam. Sebaliknya, dalam sistem recirculating budidaya dimana oksigen terus diberikan, pakan ikan bisa diberikan hampir setiap saat. Selama musim dingin dan air pada temperatur rendah, jumlah pemberian pakan ikan suhu hangat di kolam dikurangi dan pengurangannya harus proporsional.
Keberterimaan, palatabilitas, digestabilitas, dan kualitas bahan pakan dan makanan. Pembudidaya ikan memberi perhatian untuk berhati-hati pada kegiatan pemberian pakan ikannya dalam rangka untuk membantu menentukan keberterimaan pakan oleh ikan, menghitung ratios konversi pakan dan efisiensi pakan, memantau biaya pakan, dan melacak kebutuhan pakan sepanjang tahun.
Cetakan tabel feeding rate tersedia untuk kebanyakan jenis piaraan. Pembudidaya ikan dapat menghitung feeding rate optimum berdasarkan rataan ukuran panjang atau bobot dan jumlah ikan di dalam bak, kolam air deras, atau kolam tanah (lihat Hinshaw 1999, dan Robinson dkk. 1998). Ikan budidaya biasanya diberi makan sebanyak 1-4% dari bobot badan per hari.
Pemberian Pakan Otomatis (Automatic feeder)
Ikan dapat diberi makan oleh tangan, oleh automatic feeder, dan oleh demand feeder (pemberi pakan sesuai permintaan). Banyak pembudidaya ikan lebih suka memakai tangan untuk memberi pakan ikannya setiap hari untuk memastikan bahwa ikan sehat, makan dengan penuh semangat, dan menunjukan tidak ada masalah. Usaha budidaya catfish besar sering menggunakan truk pakan dengan Blower kompresor udara untuk mendistribusikan (melemparkan) pakan secara merata ke seluruh kolam.
Ada beragam jenis desain otomatic feeder (timernya) mulai dari belt feeder yang bekerja di atas dasar tiupan angin, hingga ke vibrating feeder listrik, time feeder yang dapat diprogram untuk pemberian pakan per jam dan untuk waktu yang lebih lama. Demand feeder tidak memerlukan listrik atau baterai.
Alat ini biasanya digantungkan di atas bak pemeliharaan ikan, kolam air deras dan bekerja dengan membiarkan ikan memicu pengeluaran pakan oleh gerakan tongkat yang menjuntai ke dalam air. Saat ikan bergerombol disekitar tongkat otomatis menggerakan tongkat dan pakan keluar dari wadahnya sedikit demi sedikit. Otomatic dan demand feeder dapat menghemat waktu, tenaga, dan biaya, tetapi pada sisi lain yang menuntut kewaspadaan daripada pemberian pakan dengan tangan. Beberapa usaha pembesaran menggunakan lampu malam dan perangkap serangga untuk menarik dan membunuh serangga terbang sebagai tambahan sumber pakan alami bagi ikannya.
Penghitungan Konversi dan Efisiensi pakan:
Karena pakan yang mahal, rasio konversi pakan (FCR) atau efisiensi pakan (FE) sangat penting untuk dihitung oleh pembudidaya. Perhitungan itu dapat digunakan untuk menentukan apakah makanan tersebut digunakan seefisien mungkin.
FCR dihitung sebagai bobot pakan yang dimakan ikan dibagi dengan bobot pertumbuhan ikan. Misalnya, jika ikan diberi makan sebanyak 10 kg dan kemudian menghasilkan perolehan bobot 5 kg, maka FCR adalah 10 / 5 = 2.0. FCRs dari 1,5-2,0 dianggap paling baik untuk pertumbuhan kebanyakan jenis ikan.
Efisiensi pakan adalah kebalikan dari FCRs (1/FCR). Pada contoh di atas, adalah FE 5 / 10 = 50%. Atau jika ikan diberi makan 12 kg pellet dan mendapatkan perolehan hasil dengan bobot 4 kg, maka Efisiensi pakan = 4 / 12 = 30%. Efisiensi pakan lebih dari 50% dianggap pertumbuhan yang baik.
Ikan tidak akan sepenuhnya efisien (Efisiensi mencapai 100% atau FCR-nya = 1.0). Pada saat diberi pakan 5 kg, ikan tidak dapat menghasilkan bobot perolehan pertumbuhan 5 kg karena ikan harus menggunakan beberapa energi dalam pakan untuk metabolis panas, proses pencernaan, respirasi, kerja saraf, keseimbangan garam, berenang, dan aktivitas hidup lainnya. Rasio konversi pakan akan bervariasi antara jenis, ukuran dan tingkat aktivitas ikan, parameter lingkungan dan sistem budidaya yang digunakan.
Perawatan dan Penyimpanan Pakan
Pakan ikan komersial biasanya dibeli oleh pembudidaya ikan dalam jumlah besar diangkut truk dan disimpan di luar peti. Pembudidaya sekala kecil sering membeli pakan ikan dalam kemasan 50-an kg. Kemasang atau kantong pakan harus dijaga dari sinar matahari langsung dan dengan suhu sesejuk mungkin. Vitamin, protein, dan lipids terutama sensitif panas, dan dapat mudah terdenaturasi oleh suhu tinggi di penyimpanan. Kelembaban yang tinggi merangsang pertumbuhan jamur dan dekomposisi pakan. Hindari penanganan yang tidak diperlukan dan menghindari kerusakan pada kantong pakan yang dapat menyebabkan kerusakan pellet dan membuat pellet menjadi bubuk/hancur yang tidak dapat dikonsumsi oleh ikan.
Pakan tidak boleh disimpan lebih dari 90 sampai 100 hari, dan harus inventarisasi secara berkala. Kemasan tidak boleh ditumpuk lebih dari 10. Pakan yang lama harus digunakan terlebih dahulu, dan semua pakan harus secara berkala diperiksa sebelum pakan kadluarsa. Semua pakan kadaluarsa harus segera dibuang. Tikus,-tikus, dan hama kecoa dan hama lain di tempat penyimpanan pakan harus awasi ketat, karena mereka mengkonsumsi makanan dan mencemari dan menyebarkan penyakit.
Pakan Obat
Ketika ikan berkurang memakkan makanan atau berhenti makan makanan, itu adalah sinyal adanya masalah. Tingkah laku menghentikan makann adalah sinyal pertama dari masalah seperti penyakit atau penurunan kualitas air dalam system pembesaran ikan. Relatif sedikit obat untuk penanganan untuk ikan yang disetujui oleh FDA (lihat Helfrich dan Smith 2001), tetapi tersedia beberapa pakan obat untuk ikan sakit. Walaupun penggunaan pakan obat salah satu cara yang paling mudah untuk merawat ikan, pakan obat tersebut harus digunakan lebih dini dan cepat karena ikan sakit sering akan berhenti makan.
Pengelolaan limbah budidaya ikan
Aturan yang paling penting dalam nutrisi ikan adalah menghindari pemberian pakan berlebih (over feeding). Overfeeding merupakan menghamburkan pakan mahal, juga menyebabkan polusi air, tingkat oksigen terlarut larut rendah, peningkatan kebutuhan oksigen biologi (BOD), dan peningkatan beban bakteri. Pada umumnya, ikan diberi makan harus hanya sejumlah makanan yang mereka dapat konsumsi dengan cepat (kurang dari 25 menit). Banyak pembudidaya menggunakan pakan apung (extruder) untuk mengamati aktivitas makanan dan untuk membantu memutuskan jika ikan harus diberi makan lebih kurang.
Bahkan dengan pengelolaan yang hati-hati, beberapa makanan berakhir sebagai sampah. Misalnya, dari 100 unit pakan diberikan kepada, biasanya sekitar 10 unit pakan tidak dimakan (wasted) dan 10 unit menjadi limbah padat dan 30 unit menjadi limbah cair (50% total limbah) yang dihasilkan oleh ikan. Dari sisa pakan, sekitar 25% digunakan untuk pertumbuhan dan 25% digunakan untuk metabolisme (energi panas untuk proses kehidupan). Angka ini sangat mungkin akan berbeda berdasarkan jenis, ukuran, aktivitas, suhu air, dan kondisi lingkungan.
Label: Pakan
<< Beranda