Kamis, 23 Februari 2006

Agribisnis Ikan Gabus, Potensi Usaha yang Masih Terpendam



Entah mengapa agribisnis ikan gabus tak sepopuler dengan usaha budidaya ikan lele yang bahkan sudah berkembang di berbagai daerah. Padahal potensi pasarnya cukup besar karena selain enak dikonsumsi, ikan ini merupakan bahan baku obat berbagai jenis penyakit yang sangat manjur sementara budidaya ikan ini sangat mudah.

Berdasarkan hasil penelitian Ikan dengan nama latin Ophiocephalus striatus ini mengandung albumin (bagian protein yang sangat penting bagi tubuh manusia) yang sangat tinggi. Sehingga ekstrak ikan ini sangat ampuh untuk penyembuhan berbagai jenis penyakit misalnya hepatitis, infeksi paru, stroke. Memperbaiki gizi buruk pada bayi, anak-anak dan ibu hamil serta mempercepat penyembuhan luka.

Karena kandungan dan kelebihannya sejumlah ahli gizi menganjurkan masyarakat lebih banyak mengkonsumsi ikan yang biasa hidup di danau, rawa, sungai, dan saluran-saluran air hingga ke sawah-sawah ini.

Sejumlah ahli gizi di antaranya dari Center for Food, Nutrition, and Health (CFNH) Rumah Sakit Dr Wahidin Sudirohusodo Makassar Sulawesi Selatan, Prof. DR. dr. Nurpudji A.Taslim, MPH, SpGK, Dr. dr. Sri Adiningsih MS MCN dari Departemen Nutrisi, Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga, hingga peneliti dari Universitas Loma Linda California mengatakan, ikan gabus memiliki nilai asam amino yang sangat lengkap, baik esensial maupun non esensial. Selain itu, ikan gabus juga mengandung Allisin, Allil Sulfida dan Furostanol Glicosida.

Karena itu Prof Nurpudji A.Taslin mengatakan seseorang memiliki kandungan albumin rendah disarankan mengkonsumsi ikan ini, atau ekstrak kapsul ikan gabus maupun biskuit albumin ikan gabus. Dia mencontohkan, jika anak-anak yang berkadar albuminnya rendah harus diberi infus seharga Rp1,4 juta per botol, dengan minimal pemberian 3 botol.

Tetapi jika mengkonsumsi ikan gabus atau kapsul albumin harganya cukup terjangkau, hanya Rp3 ribu per butir. “Bila pemberiannya 2 kapsul sekali minum sehari 3 kali selama 10 hari, biayanya hanya Rp180 ribu,” kata akademisi yang sudah lama memproduksi kapsul ekstrak ikan gabus tersebut.

Sejumlah pengusaha di Semarang, Jawa Tengah saat ini juga sedang giat mengembangkan produksi ekstrak ikan gabus ini. Sayangnya para produsen ekstrak ikan gabus sering terkendala pasokan bahan baku. Karena untuk memproduksi ekstrak kualitas baik dibutukan ikan bagus yang berukuran 1 kg per ekor. Karena kadar protein yang diperoleh dari 1 ekor gabus ukuran 1 kg, lebih tinggi dibandingkan 2 ekor ukuran 500 gram.

Menurut Florentinus, salah seorang pengusaha ekstrak ikan gabus, dalam satu kali produksi dibutuhkan 70-100 kg ikan gabus. Setiap kilogram ikan akan menghasilkan 170-200 cc ekstrak.

Tapi banyaknya manfaat ikan gabus tidak dibarengi dengan kegiatan budidaya sehingga produk ekstrak ikan gabus pun masih sulit diperoleh di pasaran. Padahal budidaya ikan ini tidaklah sulit, cukup dengan pemijahan alami yang dilakukan di dalam bak beton atau fibreglass.

Pemijahan dilakukan di bak betol panjang 5 m dengan air setinggi 50 cm. Sebagai perangsang pemijahan, dimasukan eceng gondok. Masukan pula 30 ekor indukan, kemudian dibiarkan memijah. Setelah itu diambil telurnya. Satu ekor induk bisa menghasilkan telur 10 ribu butir hingga 11 ribu butir, lalu penetasan telur dilakukan di akuarium. Telur akan menetas dalam waktu 24 jam. Sampai dua hari, larva tidak perlu diberi pakan, karena masih menyimpan makanan cadangan.

Pemeliharaan larva dilakukan setelah 2 hari, dengan diberi pakan berupa naupli artemia dengan frekwensi 3 kali sehari. Dari umur 5 hari,larva diberi pakan tambahan berupa daphnia 3 kali sehari. Untuk menjaga kualitas air, dilakukan penyimpanan, dengan membuang kotoran dan mengganti dengan air baru sebanyak 50 persen.

Pendederan I ikan gabus dilakukan di kolam tanah ukuran 200 m2 yang diisi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan). Tebar 4.000 ekor larva pada pagi hari, setelah 2 hari beri 2 kg tepung pellet. Selanjutnya panen benih dilakukan setelah berumur 3 minggu.

Sumber : http://www.inspirasi-usaha.com/

www.blogger-kawunganten.blogspot.com

Label: ,



Senin, 20 Februari 2006

Melongok Investasi Strawberry Organik



Kamis pagi pekan lalu, segerombolan pecinta lingkungan berikut wartawan pun tergoda untuk datang dan berlomba memetik ribuan batang strawberry organik itu yang terhampar di sepetak kebun.

Dan dalam sekejap, tak sebutir buah matang pun yang bersisa dari 3.000 batang strawberry dalam media tanam polibek. Sang pemilik kebun, Posman Surbakti, terharu menyaksikan semua itu, karena orang-orang begitu mengagumi si “mutiara merah“ hasil budidayanya.

Posman memang pantas berbangga hati. Kebun strawberry miliknya di atas sebidang tanah 40 x 20 meter menghasilkan buah unggul dengan produksi optimal. “Strawberi segar yang tumbuh dari kebunnya boleh dibilang layak untuk menembus pasar ekspor,” kata Sofyan Tan, Ketua Yayasan Ekosistem Lestari (YEL), yang sengaja datang jauh-jauh dari Medan bersama tim ESP-USAID hanya untuk melihat panen strawberry hasil pertanian ekologis itu.

Dia yakin, jika pertanian ekologis strawberry ini dikembangkan dengan serius, akan muncul harapan baru bangkitnya investasi pertanian dan agrowisata di Tanah Karo.

Posman adalah petani yang merintis pertanian strawberry dengan sistem pertanian ekologis di lembah Sibayak. Awalnya, tak banyak petani di Doulu yang meyakini keberhasilan pola pertanian yang diterapkan Posman. Tapi melihat hasilnya yang berbeda jauh dengan pertanian strawberry yang menggunakan pestisida dan pupuk kimia, satu per satu petani di sana mulai memercayainya.

Kini, beberapa petani yang mulai serius menggeluti strawberry organik itu bergabung dalam Cevarina Ekologis, sebuah program pertanian strawberry yang mengusung bahan-bahan alami atau organik sebagai pengganti pestisida dan pupuk kimia.

Strawberry hasil pengembangan organik ini ternyata memang berbeda. Secara kasat mata, strawberry organik warnanya lebih cerah walaupun ukurannya sama dengan strawberry hasil pemupukan dan pestisida kimia. “Rasanya lebih manis, dan tahan sampai empat hari, beda dengan yang pakai kimia, yang hanya tahan tiga hari,” ungkap posman.

Kualitas ini dihargai tinggi oleh pasar, hingga mencapai Rp 40.000 per kilogram, lebih tinggi ketimbang strawberry non organik yang dijual seharga Rp 30.000 per kilogram. Kualitas baik, harga jual tinggi, namun biaya produksi kecil menjadi buah unggul yang kompetitif. Sebuah terobosan bagi pertanian sayur-mayur dan buah-buahan Tanah Karo yang lesu darah akibat melonjaknya harga pestisida dan pupuk kimia.

Ya, kondisi ini memang memperburuk pertanian. Bagaimana tidak, harga jual tidak seimbang dengan biaya produksi yang melonjak. Akibatnya, petani sayuran maupun buah-buahan seringkali merugi.

Dalam kurun satu bulan panen perdana, para petani yang tergabung dalam Cevarina Ekologis itu telah berhasil mengembangkan tanaman strawberry organik lebih dari 20 ribu batang. Dari total tanaman itu, yang sudah panen sebanyak 3.000 batang.

“Kami hanya bisa mencapai keberhasilan panen strawberry dari 3.000 batang itu 60% saja. Hal ini diakibatkan perubahan cuaca yang terjadi,” ujar Posman, yang juga lulusan Universitas Negeri Medan ini. Meskipun hanya bisa mencapai angka 60% pencapaian hasil panen ini, namun mereka sudah untung. Sebab beberapa petani strawberry non ekologis banyak yang gagal panen akibat intensitas hujan yang sangat tinggi di kawasan hulu DAS Deli ini.

Untuk pupuk dan pestisida nabati, digunakan bahan-bahan alami, dengan memanfaatkan bahan alam dan limbah organik yang ada di sekitar. Limbah rumah tangga, kotoran hewan, air kelapa dan air biasa, diramu dalam satu drum. Posman setiap bulannya hanya mengeluarkan Rp 498.000 untuk biaya produksi 5.000 batang strawberry.

“Dengan kondisi perubahan musim ini, pencapaian hasil panen pertanian ekologis strawberry juga berbeda secara mencolok. Di mana, pola perilaku pertanian pestisida kimiawi hanya mampu mencapai hasil 30% dari total produksi. Sedangkan pola pertanian strawberry ekologis masih mampu mencapai hasil produksinya hingga 60%,” jelas Posman.

Dengan 60% kemampuan produksi, keuntungan bersih yang bisa mereka peroleh di awal masa panen 3.000 batang sebesar Rp 1,8 juta. Bila dengan asumsi yang sama, maka panen beberapa minggu mendatang untuk total 5.000 batang strawberry akan mencapai Rp 2,98 juta setiap bulan.

Angka ini didapat bila penjualan produk strawberry bertahan di angka Rp 40.000 per kilogram. Bisa dikalkulasi, berapa besar lagi margin profit jika curah hujan rendah. Tentunya pada musim kemarau.

Ramah Lingkungan

Pemakaian unsur alami pada tanaman strawberry ini secara tidak langsung juga menjaga nilai ekologis terhadap lahan. “Bukan hanya meningkatkan perekonomian petani saja, tapi juga menciptakan kondisi lahan yang terus berkelanjutan,” ujar Sofyan Tan.

Penggunaan pestisida alami (nabati), menurut Posman, hanya berfungsi mengusir hama, bukan mematikan. Hal ini akan menjaga agar hama dan penyakit tidak kebal terhadap obat. Pemakaian pestisida kimia dapat membuat hama kebal, bukannya menyelesaikan masalah, namun pertumbuhan hama justru semakin banyak.

Di sisi lain, penggunaan pupuk kandang sebagai bahan pupuk alami, lanjutnya, secara tidak langsung mengurangi aktivitas pengambilan humus oleh masyarakat di hutan Tahura Bukit Barisan. “Tanaman subur, ekonomi rakyat meningkat, dan hutan terjaga,” ujar Posman lagi.

Tantangan Pemasaran

Gempuran para kapitalis kerap menghancurkan perekonomian petani kecil. Namun di satu sisi kualitas produksi pangan petani pun seringkali kalah bersaing dengan para ‘penguasa pangan’ dunia.

Posman dan Cevarina Ekologis sudah membuktikan bahwa pertanian organik bukan hanya meningkatkan pendapatan petani, tapi juga sebuah investasi besar produk pangan yang siap untuk dilaga dengan produk sejenis di tingkat nasional bahkan internasional.

Menurut Sofyan Tan, petani seperti Posman membutuhkan sertifikat, sebagai bukti bahwa produk yang dihasilkan telah melalui percobaan dan penelitian beberapa pihak terkait. Hasil pertanian yang diproduksi, bebas dan tidak terkontaminasi oleh pupuk dan obat obatan kimia buatan pabrik.

“Oleh karena itu, sekarang kita sedang berusaha untuk membantu petani mendapatkan sertifikasi dari hasil pertanian ekologis, bekerja sama dengan Bioinspecta dari Swiss, dan Lesos dari Jawa Timur, yang merupakan badan yang berhak mengeluarkan sertifikat terhadap produk pertanian yang bebas dari bahan kimia.” tutur Sofyan.

Soal pasar dalam negeri, prospek bisnis strawberry masih berseri. Karena khasiatnya yang beragam untuk kesehatan terutama untuk mencegah kolesterol tinggi, stroke, diabetes, menghaluskan kulit dan memperlambat proses penuaan, strawberry organik selain dibutuhkan untuk konsumsi rumah tangga, juga sangat dibutuhkan oleh industri makanan, obat-obatan dan kecantikan. Nah, kita sudah sedikit melongok investasi strawberry organik, apakah Anda berminat terjun ke bisnis ini?

Sumber : http://bisnisukm.com/melongok-investasi-stroberi-organik.html


www.blogger-kawunganten.blogspot.com

Label: ,



Sukses Usaha Di Sektor Agrobisnis Walau Dalam Keterbatasan



Keterbatasan fisik terkadang membuat orang berhenti berkreasi dan beraktifitas produktif. Namun tidak demikian halnya dengan Triyono,lelaki 29 tahun dari Sukoharjo ini justru sukses usaha di sektor Agrobisnis karena keterbatasan fisiknya. Keterbatasan fisiknya sudah pasti menjadi salah satu alasan orang untuk menolaknya ketika melamar pekerjaan di suatu perusahaan. Hal inilah yang mendorong Triyono untuk membuka usaha sendiri di bidang agrobisnis. Selain itu prinsip yang dianutnya: sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat untuk orang lain turut memperkuat semangat untuk membuka usaha sendiri.

Pilihan bisnisnya jatuh pada usaha Agrobisnis, selain karena latar belakang pendidikannya adalah jurusan Pertanian dan Peternakan Universitas Negeri Sebelas Maret, ia menganggap usaha di sektor Agrobisnis memiliki peluang yang cukup besar. Dengan bermodalkan Rp 5 juta, ia memulai usaha bebek potong. Ia membeli 500 bebek untuk dia kembang biakkan dan dibesarkan di lahan pekarangan rumah keluarganya.

Ia benar-benar menerapkan ilmu peternakan yang diperoleh di bangku kuliah. Hasilnya tokcer. Banyak pesanan mampir karena kualitas bebek peternakan Tri terbilang unggul. Bebek hasil ternaknya bukan hanya sehat, tetapi juga memiliki berat proposional. Ini yang membuat harga “si kwek-kwek” selalu bagus.

Pelan tapi pasti, selama setahun Tri mampu mengumpulkan modal dari usaha bebek potongnya. Tri memakai tambahan dana itu sebagai usaha jual beli sapi menjelang Idul Adha.

Usaha Agrobisnisnya semakin berkembang , awal 2007 ia memberanikan diri memulai usaha jual beli hewan kurban. Ia mengenang, saat itu menjadi tahun terberat baginya. Selain harus mempersiapkan ujian skripsi, ia juga baru merintis usaha agrobisnis.

Walhasil, saat pagi hingga siang hari ia harus berkutat dengan kuliah. Setelah itu Tri mencurahkan waktunya membeli dan menjual sapi untuk pasokan hari raya kurban.

Seorang diri, ia memasok hewan-hewan tersebut ke beberapa daerah di sekitar Sukoharjo. Masuk keluar pasar setiap hari sudah menjadi kegiatan rutin. “Saya harus berjalan jauh dengan menggunakan kruk, mencari dan membeli sapi yang berkualitas kemudian mengantar sapi-sapi tersebut ke tempat pesanan,” kenang Tri. Tapi, dia pantang menyerah meski beberapa orang kerap menolak bekerja sama dengannya.

Segala usahanya tak sia-sia. Tri lulus dengan indeks prestasi kumulatif 3,2, dan juga meraih untung dari hasil penjualan sapi kurban. Ia memutar kembali keuntungan itu sebagai modal mengembangkan usaha agrobisnis dengan membeli sapi dan ayam.

Menyadari peluang usaha dari agrobisnis cukup besar karena menyangkut kebutuhan primer banyak orang, dengan bermodalkan Rp 20 juta, Tri pun mantap membangun usaha secara serius pada tahun 2008.

Dengan mengibarkan bendera CV Tri Agri Aurum Multifarm, Tri berbisnis peternakan terpadu sapi potong, ayam potong, dan pupuk organik. Meski tak memiliki latar belakang berbisnis, Tri mampu meraih pasar dengan cepat.

Bekal kuliah menjadi nilai plus mengembangbiakkan ternak. Alhasil, pada 2008 dia mampu meraih omzet Rp 50 juta per bulan. Dia juga berhasil membuka lapangan kerja baru di desanya.

Meski tak keluar sebagai pemenang Wirausahawan Mandiri 2010, Triyono tak kecewa. Maklum, sejatinya, melalui ajang bertaraf nasional ini, ia ingin menunjukkan kepada semua orang bahwa peternakan sangat layak menjadi pilihan anak muda dalam berusaha. Asalkan, dikelola dengan manajemen yang baik.

Bagi Triyono, persoalan menang atau kalah bukanlah tujuannya mengikuti ajang Wirausahawan Mandiri 2010. Ada gol lain yang hendak dituju. Yakni, mengenalkan CV Tri Agri Aurum Multifarm ke seluruh Indonesia.

Tak hanya itu, Triyono juga ingin menunjukkan ke semua orang bahwa agrobisnis bukan hanya usaha yang cocok untuk orang tua, tetapi juga dapat dikelola oleh anak muda seperti dirinya. “Saya ingin usaha agrobisnis yang dikelola anak muda menjadi tren,” ungkap Triyono.

Sejak mengembangkan usaha agrobisnis dengan bendera Tri Agri tiga tahun lalu, omzet Triyono terus menanjak setiap tahun. Jika pada 2008, penghasilannya baru sebesar Rp 500 juta. Pada 2010 lalu pendapatannya melonjak enam kali lipat menjadi Rp 3 miliar.

Kualitas ternak-ternak milik Triyono yang dibudidayakan di peternakan seluas 1 hektar tersebut terbilang unggul ketimbang ternak milik pelaku usaha lain. Meski begitu, bukan berarti Triyono boros dalam membudidayakan semua hewan ternaknya, justru sebaliknya. Tapi, “Bukan berarti saya irit memberi makanan ternak, tapi saya memberi makanan ternak secukupnya,” ujar pria 29 tahun ini.

Hewan ternak yang diberi makan sesuai dengan asupannya dan tepat waktu lebih sehat dibandingkan dengan hewan ternak yang terus-terusan diberi makan. “Kami selalu memberi pakan tanpa campuran bahan kimia, hanya yang ada di lahan kamilah yang dimakan ternak, misalnya, rumput hijau,” kata Triyono.

Cara ini tentu saja dapat menekan biaya operasional. Triyono juga memanfaatkan aneka bumbu dapur, seperti kunyit, jahe, dan lengkuas untuk mengobati ternak-ternaknya yang sakit akibat faktor perubahan cuaca. “Kalau ternak tak nafsu makan, tinggal diberi daun pepaya yang telah ditumbuk halus,” imbuh dia.

Memanfaatkan pakan yang bersumber langsung dari alam tanpa campuran bahan kimia, Triyono mengatakan, juga akan menghasilkan sapi, ayam, dan bebek yang sehat dan bebas dari penyakit. Jadi, manajemen pakan, menurut Triyono, adalah 70 persen kunci dari keberhasilannya.

Namun, pola peternakan yang layak ditiru dari Triyono tak cuma sekadar soal memelihara, membesarkan, dan menjual hewan ternak, tetapi juga mengenai pengolahan limbah ternak.

Triyono—yang kerap memberikan penyuluhan kepada mahasiswa dari pelbagai perguruan tinggi, seperti Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dan Universitas Sebelas Maret Surakarta—memanfaatkan kotoran hewan ternaknya menjadi pupuk kompos, kemudian dijual ke pasar seharga Rp 350 per kilogram.

Dalam sebulan, Triyono dapat mengolah 15 ton kotoran ternak yang disulap menjadi pupuk. Pria yang sempat mengenyam pendidikan di sekolah luar biasa (SLB) selama setahun saat usia delapan tahun ini mengatakan, ide mengolah limbah peternakan muncul ketika ia melihat kotoran ternak yang makin menggunung di sekitar lahan peternakannya.

Untuk menjadi pupuk, Triyono mencampur kotoran ternak dengan tanah dan serbuk jerami. Pengerjaannya secara manual. Setelah semua bahan tercampur secara merata, kemudian dibungkus dengan plastik dan siap dijual ke pasar.

Meski usaha agrobisnis seperti peternakan telah mengantarkan sebagian orang bergelimang harta, toh sektor ini belum menjadi pilihan kalangan anak muda. Selain masih dinilai terlalu kolot dan hanya cocok untuk orang tua dan masyarakat pedesaan, agribisnis khususnya peternakan dianggap tidak bergengsi.

Apalagi, Triyono mengatakan, memulai usaha di bidang agrobisnis harus memiliki modal yang besar. Inilah yang membuat para peternak lebih terlihat sebagai pemasok yang hanya mengejar keuntungan semata.

Padahal, menurut Triyono, kalau usaha ini dikelola dengan baik, niscaya beternak bisa setara dengan usaha-usaha bergengsi lainnya, seperti kuliner, industri kreatif, atau jasa.(Galeriukm).

Sumber: http://bisniskeuangan.kompas.com/


www.blogger-kawunganten.blogspot.com

Label: ,



Jumat, 10 Februari 2006

Tabulampot, Solusi Berkebun Di Lahan Sempit



Pada tabulampot, air dan pupuk dapat diserap sampai 80 persen. Sedangkan pada tanaman biasa air dan pupuk menyebar ke sekitarnya. Tinggal di perkotaan tapi ingin memuaskan hobi sekaligus memiliki kebun buah-buahan? Bisa. Ada tabulampot (tanaman buah-buahan dalam pot). Tak perlu lahan yang lapang, cukup di tempat terbatas, dan dapat diatur sesuai keinginan. Dalam kaleng bekas cat, drum, atau wadah-wadah lainya. Mediumnya pun bermacam. Tanah adalah medium yang biasa. Atau, Anda dapat memanfaatkan sekam.

”Sekarang model seperti ini lagi tren,” kata Marsono, konsultan pertanian dan pemasaran dari PT Niaga Swadaya pada pameran tanaman yang diselenggarakan Trubus di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, pekan silam.

Sebenarnya menanam tanaman buah dalam pot sudah lama dilakukan orang. Setelah besar biasanya tanaman dipindahkan ke lahan. Namun, tabulampot baru menjadi tren karena kini dianggap indah, dan bila dibisniskan hasilnya memuaskan.

Tabulampot bisa menjadi solusi bagi yang ingin berkebun di lahan sempit. Dengan memanfaatkan lahan yang tidak luas, beberapa jenis tanaman bisa ditempatkan dalam lokasi yang berdekatan. Selain itu, hampir semua jenis tanaman buah-buahan bisa ditanam dalam tabulampot. Seperti sawo, mangga, rambutan, jeruk, belimbing, kedondong, jambu air, nangka, salak, dan lainnya. ”Hampir semua, bisa kecuali durian, bisa dijadikan tabulampot. Sebab, akar durian tidak fleksibel seperti tanaman lain. Mungkin nanti suatu saat kalau teknologinya sudah ada pasti bisa,” tutur Marsono.

Dari semua jenis tabulampot, yang paling mudah ditanam adalah mangga dan jambu air. Sedangkan tanaman lainnya perlu ketekunan karena memiliki karakter yang berbeda. Selain itu, pada tabulampot proses berbuahnya lebih cepat dibanding tanaman biasa. Mangga tabulampot, misalnya, bisa berbuah dalam waktu sekitar tiga tahun. Mangga biasa perlu waktu hingga lima tahun.

Itu karena tabulampot ditanam di tempat yang terbatas sehingga pasokan air maupun pupuk bisa diatur sesuai keinginan dan tidak tersebar ke mana-mana. Berbeda dari tanaman biasa yang ditanam di atas lahan, pasokan air dan pupuk bisa menyebar ke tempat sekitarnya sehingga kebutuhan tanaman pada dua hal itu berkurang. ”Pada tabulampot penyerapan air dan pupuk sampai 80 persen,” kata Marsono.

Bila sudah tumbuh besar, tabulampot bisa dipindah ke tempat lain yang lebih besar. Rasa buahnya juga tidak berbeda dari tanaman biasa. Merawatnya juga tidak jauh berbeda dari tanaman biasa yang memerlukan air, pupuk, penggemburan, penyemprotan hama, dan sanitasi lingkungan.

Terbatas

Memiliki tabulampot bukan tanpa kelemahan. Karena peredaran akarnya dibatasi, otomatis kemampuan berbuahnya juga terbatas. Sebatang mangga tabulampot maksimal bisa menghasilkan buah antara lima sampai delapan untuk sekali musim panen. Berbeda dari pohon biasa yang jumlahnya bisa banyak. Kalau dipaksakan tanaman bisa tidak berbuah di musim berikutnya, atau mati. ”Karena itu, sebaiknya tabulampotnya banyak sehingga jumlahnya sama dengan sebuah pohon biasa.”

Usia sebuah tabulampot mangga maksimal sekitar 10 tahun. Pohon mangga biasa bisa puluhan tahun. Bagi yang hobi, kendala itu tidak menjadi masalah. Banyak orang yang bisa meraih sukses dengan hobi ini. Bahkan bisa mengembangkannya hingga berbuah dalam jumlah besar. ”Mengurusnya sama dengan mengurus anak,” kata Wahidin Yunus, pengembang tabulampot yang sukses.

Ia tertarik menjalankan hobi ini karena memang menyukai tanaman, dan lagipula tabulampot bisa dilakukan di lahan terbatas. Bermodal pekerjaannya di Sudin Pertanian Pemprov DKI dan lahan 1.000 meter persegi di kawasan Cimanggis, Bogor, ia memulai hobinya sejak empat tahun silam.

Hobi coba-coba itu tanpa disangka bisa berkembang pesat sampai kini. Wahidin mengatakan memiliki sekitar 100 pohon mangga, semangka, dan beberapa pohon lain seperti kedondong, rambutan, nangka dan sebagainya. Resep keberhasilan bisnisnya ini berkat informasi yang rajin ia serap dari berbagai pertemuan maupun pameran tentang tabulampot dan usahanya yang tanpa henti.

Selain itu, Wahidin menerapkan kiat yang sedikit berbeda dari pengembang tabulampot lainnya. Ia menggunakan sekam padi, pupuk, dan tanah merah. Ia menanam tabulampot dengan komposisi 4:1:2 (empat ember sekam padi, satu ember pupuk kandang, dan dua ember tanah merah). ”Cara seperti ini memudahkan kita memindahkan tanaman ke tempat lain,” ujarnya.

Bila tanaman terus berkembang, drum yang digunakan sebagai tempat menyimpan tabulampot jebol karena berkarat. Agar akar tidak tembus ke tanah, Wahidin mengganjal alas drum dengan batu bata secukupnya guna mencegah akar pohon masuk ke dalam tanah.

Tabulampot Mangga Paling Diminati

Dari tabulampot buah-buahan, tanaman mangga yang paling diburu pecinta tabulampot. Marsono, konsultan pertanian dan pemasaran PT Niaga Swadaya, mengungkapkan, tabulampot mangga yang belum berbuah biasanya dijual sekitar Rp 200 ribu per pohon. Namun, yang sudah berbuah bisa mencapai Rp 400 ribu lebih per pohon. ”Soalnya sudah terbukti berbuah dan terlihat cukup menarik,” katanya beralasan.

Ucapan Marsono itu dibuktikan oleh Wahidin Yunus, salah seorang pengembang tabulampot yang sukses. Tanaman mangganya yang ia buat tabulampot dengan modal sekitar Rp 100 ribu ia bisa menjual kembali seharga Rp 1,5 juta.

Mangga tabulampot miliknya bisa menghasilkan buah hingga 40 buah sekali musim panen. Ia mengakui, tanaman mangga paling mudah dijadikan tabulampot karena itu tanaman ini menjadi favorit para penggemar tabulampot, baik pemula maupun yang sudah lama.

Harga bibitnya relatif tidak terlalu mahal, yakni sekitar Rp 50 ribu hingga Rp 60 ribu dengan tinggi sekitar satu meter tiap pohon. ”Biasanya sekitar enam bulan sudah bisa panen,” ungkap Marsono.

Tentang bibitnya, Wahidin Yunus, salah seorang pengembang tabulampot yang sukses, mengaku memburunya hingga sampai ke Majalengka, Jawa Barat. Kawasan itu memiliki bibit tanaman, terutama untuk tabulampot, yang baik.

Sumber : http://tabulampot.wordpress.com/2006/12/22/tabulampot-solusi-berkebun-di-lahan-sempit/


www.blogger-kawunganten.blogspot.com

Label:



Kamis, 09 Februari 2006

Peluang Bisnis Pepaya



Simaklah apa kata Hsueh Fang Ching, 'pasar pepaya sangat besar.' Perwakilan known-you seed pte ltd, produsen benih asal Taiwan di Singapura itu tidak asal bicara. Pepaya buah segar khas daerah tropis. Rasa daging yang juicy dan lembut pas di lidah banyak orang dari segala umur. Kadar kalorinya rendah sehingga cocok untuk diet. Sementara kandungan beta-karoten dan vitamin c sebagai sumber antioksidan tinggi. Pendek kata, pepaya buah sehat dan penuh gizi. 'Dengan penanganan pascapanen dan transportasi yang baik, pepaya bisa dijual untuk konsumen pasar dunia,' tutur Hsueh.

Di Indonesia, jangan dulu bicara pasar dunia. Pemenuhan kebutuhan pepaya untuk pasar lokal saja masih jauh panggang dari api. 'Kami butuh 70 ton per pekan,' kata Iwan G Rory, global sourcing manager PT Sewu Segar Nusantara, pemasok buah ke lebih dari 2.000 outlet di Indonesia. Dari jumlah itu baru 3-4 ton terpenuhi. Pepaya yang diminta: Kalifornia, Red Lady, dan Hawaii. Ketiganya digolongkan pepaya eksklusif. Maksudnya, dengan kualitas top harga pepaya-pepaya itu rata-rata Rp10.000-Rp12.000 per kg di tingkat konsumen. Pepaya bangkok yang mendominasi pasar becek Rp.3.000-Rp.4.000 per kg.

Kondisi itu setali tiga uang dengan pisang. Lima tahun silam, Ibrahim Ronny Kusnadi-pemasok pisang ke pasar swalayan dan toko buah di Jakarta berujar, 'Paling susah cari pisang bagus.' Pengepul jagung manis itu harus berburu ke sentra-sentra pisang demi mendapat ambon, raja, dan tanduk. Sekarang kondisinya masih sama. 'Cari buah yang berkualitas susah,' ujar Fofo Fornandy, store manager Kem Chick di Pasific Mall di Jakarta. Pusat. Fofo membutuhkan pisang raja bulu, kepok, dan tanduk. Pasokannya baru 30% dari total kebutuhan. Artinya masih terbuka peluang untuk memasok pisang dan pepaya kualitas top. Peluang lain ada pada mangga.

Selama ini mangga lokal, didominasi arumanis, hanya bisa memasok pasar pada September-November. Di luar itu, pasar dibanjiri mangga impor terutama pada Mei-September. 'Artinya ada peluang untuk memasok pasar pada bulan-bulan itu,' ujar Budi Wiyono, manajer kebun PT Galasari, produsen mangga. Menanam varietas introduksi yang musim panennya berbeda dengan mangga lokal bisa jadi pilihan. Jadi siapa berani memasok pepaya, pisang, dan mangga?

Sumber : http://acha2017.blogspot.com/2009/11/peluang-bisnis-pepaya.html


www.blogger-kawunganten.blogspot.com

Label: ,



Rabu, 08 Februari 2006

Peluang usaha budidaya pepaya



PEPAYA (Cacarica papaya, L) adalah jenis buah lokal yang sangat merakyat. Mungkin buah yang satu ini dipandang kurang “elite” dibandingkan dengan jenis buah lainnya. Namun siapa sangka buah yang satu ini mempunyai banyak kegunaan dan kasiat, dari buah, daun, akar bahkan getah tanaman inipun dapat dimanfaatkan dan bernilai ekonomi. Banyak jenis industri yang memerlukan bahan baku dari bagian tanaman pepaya ini, misalnya saja industri kosmetik, obat-obatan dsb. Tanaman ini sangat mudah untuk dibudidayakan, kemampuan adaptasi yang sangat luas baik di daerah tropis ataupun sub tropis, dan syarat tumbuh yang tidak sulit serta biaya perawatan yang kecil tidak diragukan lagi budidaya pepaya dapat dijadikan satu peluang bisnis yang berprospek cerah

Pepaya merupakan tanaman buah berupa herba dari famili Caricaceae yang berasal dari Amerika Tengah dan Hindia Barat bahkan kawasan sekitar Mexsiko dan Coasta Rica. Tanaman pepaya banyak ditanam orang, baik di daeah tropis maupun sub tropis. di daerah-daerah basah dan kering atau di daerah-daerah dataran dan pegunungan (sampai 1000 m dpl). Buah pepaya merupakan buah meja bermutu dan bergizi yang tinggi.

JENIS TANAMAN

1. Pepaya Jantan

Pohon pepaya ini memiliki bunga majemuk yang bertangkai panjang dan bercabang-cabang. Bunga pertama terdapat pada pangkal tangkai. Ciri-ciri bunga jantan ialah putih/bakal buah yang rundimeter yang tidak berkepala, benang sari tersusun dengan sempurna.

2. Pepaya Betina
Pepaya ini memiliki bunga majemuk artinya pada satu tangkai bunga terdapat beberapa bunga. Tangkai bunganya sangat pendek dan terdapat bunga betina kecil dan besar. Bunga yang besar akan menjadi buah. Memiliki bakal buah yang sempurna, tetapi tidak mempunyai benang sari, biasanya terus berbunga sepanjang tahun.

3. Pepaya Sempurna
Memiliki bunga yang sempurna susunannya, bakal buah dan benang sari dapat melakukan penyerbukan sendiri maka dapat ditanam sendirian.

Terdapat 3 jenis pepaya sempurna, yaitu:
1. Berbenang sari 5 dan bakal buah bulat.
2. Berbenang sari 10 dan bakal buah lonjong.
3. Berbenang sari 2 – 10 dan bakal buah mengkerut.

Pepaya sempurna mempunyai 2 golongan:
1. Yang dapat berbunga dan berbuah sepanjang tahun.
2. Yang berbuah musiman.

Jenis pepaya yang banyak dikenal orang di Indonesia, yaitu:
1. Pepaya semangka, memiliki daging buah berwarna merah semangka, rasanya manis.
2. Pepaya burung, warna daging buah kuning, harum baunya dan rasanya manis- asam.

MANFAAT TANAMAN

1. Buah masak yang populer sebagai “buah meja”, selain untuk pencuci mulut juga sebagai pensuplai nutrisi/gizi terutama vitamin A dan C. Buah pepaya masak yang mudah rusak perlu diolah dijadikan makanan seperti sari pepaya, dodol pepaya. Dalam industri makanan buah pepaya sering jadikan bahan baku pembuatan (pencampur) saus tomat yakni untuk penambah cita rasa, warna dan kadar vitamin.

2. Dalam industri makanan, akarnya dapat digunakan sebagai obat penyembuh sakit ginjal dan kandung kencing.

3. Daunnya sebagai obat penyembuh penyakit malaria, kejang perut dan sakit panas. Bahkan daun mudanya enak dilalap dan untuk menambah nafsu makan, serta dapat menyembuhkan penyakit beri-beri dan untuk menyusun ransum ayam.

4. Batang buah muda dan daunnya mengandung getah putih yang berisikan enzim pemecah protein yang disebut “papaine” sehingga dapat melunakan daging untuk bahan kosmetik dan digunakan pada industri minuman (penjernih), industri farmasi dan textil.

5. Bunga pepaya yang berwarna putih dapat dirangkai dan digunakan sebagai “bunga kalung” pengganti bunga melati atau sering dibuat urap. Batangnya dapat dijadikan pencampur makanan ternak melalui proses pengirisan dan pengeringanu.

SENTRA PENANAMAN

Di Indonesia tanaman pepaya tersebar dimana-mana bahkan telah menjadi tanaman perkarangan. Sentra penanaman buah pepaya di Indonesia adalah daerah Jawa barat (kabupaten Sukabumi), Jawa Timur (kabupaten Malang), Pasar Induk Kramat Jati DKI, Yogyakarta (Sleman), Lampung Tengah, Sulawesi Selatan (Toraja), Sulawesi Utara (Manado).

SYARAT TUMBUH

Iklim
a. Angin diperlukan untuk penyerbukan bunga. Angin yang tidak terlalu kencang sangat cocok bagi pertumbuhan tanaman.
b. Tanaman pepaya tumbuh subur pada daerah yang memilki curah hujan 1000-2000 mm/tahun.
c. Suhu udara optimum 22-26 derajat C.
d. Kelembaban udara sekitar 40%.

Media Tanam
a. Tanah yang baik untuk tanaman pepaya adalah tanah ynag subur dan banyak mengandung humus. Tanah itu harus banyak menahan air dan gembur.
b. Derajat keasaman tanah ( pH tanah) yang ideal adalah netral dengan pH 6-7.
c. Kandungan air dalam tanah merupakan syarat penting dalam kehidupan tanaman ini. Air menggenang dapat mengundang penyakit jamur perusak akar hingga tanaman layu (mati). Apabila kekeringan air, nama tamanan akan kurus, daun, bunga dan buah rontok. Tinggi air yang ideal tidak lebih dalam daripada 50-150 cm dari permukaan tanah.

Ketinggian Tempat
Pepaya dapat ditanam di dataran rendah sampai ketinggian 700 m-1000 m dpl.

PEDOMAN BUDIDAYA

I. Pembibitan

A. Persyaratan Bibit/Benih

Sebagai bibit dipergunakan biji, meskipun pohon pepaya dapat di okulasi. Untuk memperoleh biji bakal bibit yang baik dan murni dilakukan melalui pembijian sendiri dengan jalan perkawinan buatan.

Cara perkawinan buatan ada 2 yaitu:

1. Bunga-bunga dari tanaman betina ambil yang besar, dibungkus dengan kertas plastik selama 2 hari, sebelumnya bunga-bunga betina membuka. Pada waktu bunga-bunga itu membuka lakukan penyerbukan dengan bungan-bunga jantan yang di kepyok-kepyokan di atas bunga betina. Perkawinan di lakukan hingga 3 kali.

2. Cari pepaya yang berbunga dan berbuah terus menerus pilihlah bunga elongata yang terbesar yang hampir mekar dan terletak pada ujung tangkai. Kemudian bunga tersebut dibungkus dengan kantung agar tidak diserbuki secara alami oleh bunga lain selama 10 hari.

Biji-biji yang digunakan sebagai bibit diambil dari buah-buah yang telah masak benar dan berasal dari pohon pilihan. Buah pilihan tersebut di belah dua untuk diambil biji-bijinya. Biji yang dikeluarkan kemudian dicuci bersih hingga kulit yang menyelubungi biji terbuang lalu dikeringkan ditempat yang teduh.

Biji yang segar digunakan sebagai bibit. Bibit jangan diambil dari buah yang sudah terlalu masak/tua dan jangan dari pohon yang sudah tua.

B. Penyiapan Benih
Kebutuhan benih perhektar 60 gram (± 2000 tanaman). Benih direndam dalam larutan fungisida benomyl dan thiram ( Benlate T) 0,5 gram/liter kemudian disemai dalam polybag ukuran 20 x 15 cm. Media yang digunakan merupakan campuran 2 ember tanah yang di ayak ditambah 1 ember pupuk kandang yang sudah matang dan diayak ditambah 50 gram TSP dihaluskan ditambah 29 gram curater/petrofar. Biji-biji yang sudah dikeringkan, jika hendak ditanam harus diuji terlebih dahulu. Caranya biji-biji, yang ditangguhkan dipergunakan sebagai bibit.

C. Teknik Penyemaian Benih
Benih dimasukan pada kedalaman 1 cm kemudian tutup dengan tanah. Disiram setiap hari. Benih berkecambah muncul setelah 12-15 hari. Pada saat ketinggiannya 15-20 cm atau 45-60 hari bibit siap ditanam.

Biji-biji tersebut bisa langsung ditanam/disemai lebih dahulu. Penyemaian dilakukan 2 atau 3 bulan sebelum bibit persemaian itu dipindahkan kekebun.

D. Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
Pada persemaian biji-biji ditaburkan dalam larikan (barisan ) dengan jarak 5-10 cm. Biji tidak boleh dibenam dalam-dalam, cukup sedalam biji, yakni 1 cm. Dengan pemeliharaan yang baik, biji-biji akan tumbuh sesudah 3 minggu ditanam.

E. Pemindahan Bibit
Bibit-bibit yang sudah dewasa, siktar umur 2-3 bulan dapat dipindahkan pada permulaan musim hujan.

II. Pengolahan Media Tanam

A. Persiapan

Lahan dibersihkan dari rumput, semak dan kotoran lain, kemudian dicangkul/dibajak dan digemburkan.

B. Pembentukan Bedengan
Bentuk bedengan berukuran lebar 200-250 cm, tinggi 20-30 cm, panjang secukupnya, jarak antar bedengan 60 cm. Buat lobang ukuran 50 x 50 x 40 cm di atas bedengan, dengan jarak tanam 2 x 2,5 m.

C. Pengapuran
Apabila tanah yang akan ditanami pepaya bersifat asam (pH kurang dari 5), setelah diberi pupuk yang matang, perlu ditambah ± 1 kg dolomit dan biarkan 1-2 minggu.

D. Pemupukan

Sebelum diberi pupuk, tanah yang akan ditanami pepaya harus dikeringkan satu minggu, setelah itu tutup dengan tanah campuran 3 blek pupuk kandang yang telah matang.

III. Teknik Penanaman

A. Pembuatan Lubang Tanam

Untuk biji yang disemai, sebelum bibit ditanamkan bibit, terlebih dahulu harus dibuatkan lubang tanaman. Lubang-lubang berukuran 60 x 60 x 40 cm, yang digali secara berbaris. Selama lubang-lubang dibiarkan kosong agar memperoleh cukup sinar matahari. Setelah itu lubang-lubang diisi dengan tanah yang telah dicampuri dengan pupuk kandang 2-3 blek. Lubang-lubang yang ditutupi gundukan tanah yang cembung dibiarkan 2-3 hari hingga tanah mengendap. Setelah itu baru lubang-lubang siap ditanami. Lubang-lubang tersebut diatas dibuat 1-2 bulan penanaman.

Apabila biji ditanam langsung ke kebun, maka lubang-lubang pertanaman harus digali terlebih dahulu. Lubang-lubang pertanaman untuk biji-biji harus selesai ± 5 bulan sebelum musim hujan.

B. Cara Penanaman
Tiap-tiap lubang diisi dengan 3-4 buah biji. Beberapa bulan kemudian akan dapat dilihat tanaman yang jantan dan betina atau berkelamin dua.

IV. Pemeliharaan Tanaman

A. Penjarangan dan Penyulaman

Penjarangan tanaman dilakukan untuk memperoleh tanaman betina disamping beberapa batang pohon jantan. Hal ini dilakukan pada waktu tanaman mulai berbunga.

B. Penyiangan
Kebun pepaya sama halnya dengan kebun buah-buahan lainnya, memerlukan penyiangan pembuangan rumput). Kapan dan berapa kalli kebun tersebut harus disiangi tak dapat dipastikan dengan tegas, tergantung dari keadaan.

C. Pembubunan
Kebun pepaya sama halnya dengan kebun buah-buahan lainnya, memerlukan pendangiran tanah. Kapan dan berapa kalli kebun tersebut harus didangiri tak dapat dipastikan dengan tegas, tergantung dari keadaan.

D. Pemupukan
Pohon pepaya memerlukan pupuk yang banyak, khususnya pupuk organik, memberikan zat-zat makanan yang diperlukan dan dapat menjaga kelembaban tanah.

Cara pemberian pupuk:
1. Tiap minggu setelah tanam beri pupuk kimia, 50 gram ZA, 25 gram Urea, 50 gram TSP dan 25 gram KCl, dicampur dan ditanam melingkar.
2. Satu bulan kemudian lakukan pemupukan kedua dengan komposisi 75 gram ZA, 35 gram Urea, 75 gram TSP, dan 40 gram KCl.
3. Saat umur 3-5 bulan lakukan pemupukan ketiga dengan komposisi 75 gram ZA, 50 gram Urea, 75 gramTSP, 50 gram KCl.
4. Umur 6 bulan dan seterusnya 1 bulan sekali diberi pupuk dengan 100 gram ZA, 60 gram Urea, 75 gramTSP, dan 75 gram KCl.

E. Pengairan dan Penyiraman
Tanaman pepaya memerlukan cukup air tetapi tidak tahan air yang tergenang. Maka pengairan dan pembuangan air harus diatur dengan seksama. Apalagi di daerah yang banyak turun hujan dan bertanah liat, maka harus dibuatkan parit- parit. Pada musim kemarau, tanaman pepaya harus sering disirami.

V. HAMA DAN PENYAKIT

A. Hama
Kutu tanaman (Aphid).

Ciri: badan halus panjang 2-3 mm berwarna hijau, kuning atau hitam. Memiliki sepasang tonjolan tabung pada bagian belakang perut, bersungut dan kaki panjang.Kutu dewasa, ada yang bersayap dan tidak. Merusak tanaman dengan cara menghisap cairan dengan pencucuk penghisap yang panjang di bagian mulut. Pemberantasan: tungau tungau daun diberantas dengan penyemprotan tepung derris atau tepung belerang.

B. Penyakit

1. Penyakit yang sering merugikan tanaman pepaya adalah penyakit yang disebabkan oleh jamur, irus mosaik, roboh semai, busuk buah,leher akar, pangkal batang dan nematoda.

2. Penyakit mati bujang diisebabkan oleh jamur Phytphthora parasitica, P. palmivora dan Pythium aphanidermatum. Menyerang buah dan batang pepaya. Cara pencegahan: perawatan kebun yang baik, menjaga kebersihan, dan drainase sedangkan penyakit busuk akar disebabkan oleh jamur Meloidogyne incognita.

3. Nematoda. Apabila lahan telah ditanami pepaya, disarankan agar tidak menanam pepaya kembali, untuk mencegah timbulnya serangan nematoda. Tanaman yang terinfeksi oleh nematoda menyebabkan daun menguning, layu dan mati.

VI. PANEN

A. Ciri dan Umur Panen

Tanaman pepaya dapat dipanen setelah berumur 9-12 bulan. Buah pepaya dipetik harus pada waktu buah itu memberikan tanda-tanda kematangan: warna kulit buah mulai menguning. Tetapi masih banyak petani yang memetiknya pada waktu buah belum terlalu matang.

B. Cara Panen
Panen dilakukan dengan berbagai macam cara, pada umumnya panen/pemetikan dilakukan denggan menggunakan “songgo”(berupa bambu yang pada ujungnya berbentuk setengah kerucut yang berguna untuk menjaga agar buah tersebut tidak jatuh pada saat dipetik).

C. Periode Panen
Panen dilakukan setiap 10 hari sekali.

D. Prakiraan Produksi
Tiap pohon kira-kira dapat menghasilkan 30 buah, bahkan sampai 150 buah. Setelah panen pertama, pohon pepaya akan terus menerus berbuah. Tetapi sebaiknya sesudah 4 tahun kebun itu harus dibongkar.

VII. PASCAPANEN

A. Pengumpulan

Setelah dipanen buah diletakan disuatu tempat yang cukup, dekat dari lokasi dan diberi alas plastik/ koran atau apa saja hingga buah terhindar dari kerusakan.

B. Penyortiran dan Penggolongan
Pilihlah buah secara selektif, perhatikan bentuk, warna dan ukuran. Tempatkan buah pada elompoknya masing-masing, misalnya: kelompok A adalah buah yang belum masak, kelompok B buah yang sudah siap dimasak, kelompok C buah yang cacat dan seterusnya. Sehingga akan mempermudah mengklasifikasikan.

C. Penyimpanan
Supaya buah itu matang petani perlu melakukan pengemposan (buah disimpan ditempat yang mempunyai suhu yang tinggi).

D. Pengemasan dan Pengangkutan
Biasanya buah dikemas dengan keranjang dalam jumlah banyak yang dilapisi kertas/kantong bekas semen untuk menghindari luka pada buah /pada peti yang juga dilapisi dengan kantong semen dan sejenisnya, setelah itu dimasukan kedalam truk untuk diangkut.

Sumber : http://binaukm.com/2011/02/peluang-usaha-budidaya-pepaya/

www.blogger-kawunganten.blogspot.com

Label: ,



Sabtu, 04 Februari 2006

Ayam serama: Menangkap untung besar dari budidaya si ayam kerdil (1)



Ayam serama sedang menjadi ayam unggulan. Permintaan ayam asal Malaysia ini melonjak seiring maraknya kontes ayam yang suka berlenggak-lenggok di atas catwalk. Sebulan, pesanan yang datang ke satu pembudidaya bisa mencapai 50 ekor.

Bagi Anda pencinta unggas untuk kontes kecantikan, nama ayam serama mungkin sudah tidak asing lagi. Ayam asal Malaysia ini memang terkenal unik karena memiliki karakter postur yang kerdil. Bahkan, menurut American Poultry Association dan American Bantam Association, ayam serama merupakan jenis ayam terkecil di dunia.

Ukuran tubuh serama dewasa hanya sekepal tangan orang dewasa. Beratnya pun hanya sekitar 300 gram per ekor. Meski bodinya imut, ayam ini suka pamer, dengan membusungkan dada dan berjalan gemulai layaknya di atas catwalk.

Haryono, pembudidaya ayam serama di Bogor, mengatakan, biasanya, sambil berjalan hilir mudik, ayam serama seringkali membusungkan dada dan mengepakkan sayap menunjukkan kehebatannya. Ayam kerdil ini pun gemar sekali menarik kepalanya ke belakang hingga membentuk huruf S."Inilah yang kemudian menjadi penilaian penting dalam kontes serama di Tanah Air," ujarnya.

Namun, serama tak selamanya mampu menunjukkan kehebatannya di atas catwalk. Layaknya, manusia, ayam serama pun sering kali mengalami bad mood. Apabila sedang tidak berhasrat tampil, saat kontes dimulai sang ayam hanya berjalan hilir mudik kebingungan sambil menggigiti bulu-bulunya.

Haryono menuturkan, permintaan ayam jenis ini semakin meningkat khususnya sejak kontes-kontes ayam semakin marak mulai 2009. Permintaan tumbuh pesat terutama di Kediri, Jakarta, dan Banyuwangi.

Kontes ayam serama biasanya dibagi dalam enam kelas, yakni kelas pejantan dewasa A (berat 360 gram ke bawah), kelas pejantan dewasa B (361-400 gram), pejantan muda (umur 6-9 bulan), pejantan remaja (3-6 bulan), betina, serta anakan (1-3 bulan).

Semakin kecil ukurannya dan terlihat proporsional, harga ayam serama semakin meroket, bisa Rp 20 juta-Rp 30 juta per ekor. Apalagi, kalau corak bulunya terang, membuat harganya bisa sampai Rp 50 juta per ekor. "Tentu saja, total gelar juara yang pernah dimenangkan juga menjadi nilai tambah," ungkap Haryono.

Haryono mengaku bisa mendapatkan pemasukan per bulan hingga Rp 125 juta dari hasil penjualan sekitar 35 ekor ayam serama. Ia mematok harga ayam dewasa mulai dari Rp 4 juta hingga Rp 5,5 juta per ekor. "Saya lebih fokus menerima tawaran dari daerah Jabodetabek dan Kediri," ujarnya.

Alim Sukrisna yang memulai budidaya ayam serama sejak lima bulan lalu mengatakan, saat ini dia bisa menjual 50 ekor serama per bulan. Ia pun meraih pemasukan sekitar Rp 180 juta tiap bulan.

Sedangkan Krisna menjual seekor ayam serama mulai harga Rp 3 juta-Rp 5 juta. "Tergantung kualitas dan postur si ayam," ujar Krisna yang membudidayakan ayam ini di Magelang. Secara umum, semakin kecil dan proporsional posturnya, semakin mahal harganya. Krisna juga menjual anakan berumur satu hingga dua minggu dengan harga Rp 85.000-Rp 200.000 per ekor.

Menurut Krisna, permintaan ayam serama makin banyak karena kontes ayam lagi booming di negara kita. Permintaan pun kini datang dari luar Jawa, seperti Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Sumatra dan Maluku.
(Bersambung)

Sumber : http://peluangusaha.kontan.co.id/v2/read/1295419864/56839/Ayam-serama-Menangkap-untung-besar-dari-budidaya-si-ayam-kerdil-1

www.blogger-kawunganten.blogspot.com

Label: ,